"The New Normal" - 10 Gaya Hidup (Baru) Pasca COVID-19 #dirumahaja #kitapastimenang #lawanCOVID19


Pandemik COVID-19 memunculkan gaya hidup baru yang kini dikenal banyak orang dengan sebutan "The New Normal". Istilah ini sebenarnya bukan istilah baru, karena sebelumnya sudah digunakan saat krisis ekonomi global tahun 2008 dan resesi global tahun 2012. Di masa itu, konteks "The New Normal " (Gaya Hidup Normal yang Baru) merujuk pada perubahan "market-place" yang awalnya pasar konvensional yang bergeser ke pasar dunia-maya.

Kasus COVID-19 yang terjadi di dunia tidak saja mengubah kondisi perekonomian dunia, tetapi juga gaya hidup seluruh manusia di muka bumi ini. Apa yang dulu merupakan hal yang tidak lazim, kini menjadi sebuah "hal baru yang lazim". Sedangkan apa yang dulu merupakan hal lazim, kini telah menjadi sebuah hal usang yang "sangat aneh" jika dilakukan kembali.

Berikut ini adalah rangkuman hal-hal baru apa saja yang akan menjadi Gaya Hidup "normal yang baru" masyarakat pasca pandemik COVID-19 :

1. MASKER MULUT ADALAH BAGIAN DARI "FASHION" :
Dengan masih merebaknya pandemik COVID-19 hingga hari ini, masyarakat akan masih terus didorong untuk tetap menggunakan masker mulut saat berada di luar rumah. Dengan penggunaan masker mulut untuk waktu yang panjang, sadar atau tidak, masyarakat nanti akan membudayakan kebiasaan mengenakan masker mulut.



Dengan demikian, masker mulut akan menjadi bagian dari "fashion", seperti halnya baju, celana, dan sepatu yang selalu dikenakan semua orang saat berpergian.




2. BERJABATAN TANGAN AKAN MENJADI HAL YANG "ANEH" :
Berjabat tangan dipercaya merupakan budaya tertua yang dilakukan manusia. Ada pun budaya ini diyakini pertama kali dilakukan di abad 5 Sebelum Masehi di Yunani Kuno, di mana berjabat tangan merupakan tanda "Damai" dan pernyataan bahwa orang yang berjabat tangan tersebut tidak membawa senjata yang membahayakan orang lain. Budaya itu berkembang dan menjadi bahasa internasional sebagai lambang persahabatan serta keakraban.

Sayang, budaya tua ini sepertinya tidak akan lagi dilakukan masyarakat pasca COVID-19, karena berjabat tangan merupakan salah satu medium tercepat virus untuk menyebar dan menulari orang lain.

Meski sudah tidak bisa berjabat tangan lagi (mungkin untuk waktu yang cukup lama), banyak orang yang tetap ingin menunjukkan sikap bersahabat dan akrab dengan rekannya. Karena itu muncul banyak gaya baru orang menunjukkan gaya bersahabat pada rekannya. Ada yang menempelkan siku, menepuk kaki, atau bahkan hanya sekedar menempelkan tangannya di dada. Di masa lalu, gaya demikian dianggap "Tidak Sopan", "Arogan", "Sombong", atau bahkan "Tidak Tahu Tata-Krama". Tapi dengan kondisi demikian, gaya seperti itu akan menjadi sangat lazim dan biasa, bahkan jauh lebih sopan ketimbang Berjabatan Tangan.




3. PERCEPATAN ONLINE-BUSINESS :
Di masa "lalu", bisnis Online masih dianggap bisnis muda yang pergerakannya bakal masih lambat di beberapa negara, termasuk Indonesia. Namun dengan adanya COVID-19 yang memaksa orang melakukan physical-distancing, maka bisnis konvensional merasakan dampaknya yang cukup hebat. Orang-orang menjadi takut untuk datang ke toko, sehingga mereka terpaksa membeli barang secara daring (online).

Perubahan gaya belanja konsumen ini secara otomatis memaksa dunia bisnis untuk mengubah haluan untuk memperbesar bisnis daring mereka, serta memikirkan pelayanan apa saja yang bisa mereka berikan untuk tetap mempertahankan konsumen lama, serta maraup konsumen baru. Perusahaan yang tidak siap dengan bisnis daring, tentu akan tereliminasi dengan sendirinya.




4. SELAMAT TINGGAL, BIOSKOP & DISKOTIK  :
Dengan adanya larangan berkumpul dan anjurang untuk tinggal di rumah, membuat orang-orang tidak bisa lagi melakukan kegiatan hang-out di Malam Minggu. Otomatis tempat hiburan yang selalu menjadi tempat berkumpulnya barang orang perlahan tapi pasti akan tamat.

Karena itu, tempat hiburan seperti bioskop, Ruang Karaoke, dan Diskotek dalam waktu dekat ini mungkin akan jadi kenangan, mengingat tidak ada orang yang bisa ke sana lagi. Karena banyak orang yang tinggal di rumah, maka hiburan di rumahlah yang akan berkembang. Produk hiburan seperti Game Online, Jaringan Televisi Kabel, dan Hiburan Televisi Berbayar dipastikan akan berkembang dengan sangat baik, mengingat kebutuhan orang pada hiburan itu akan meningkat tajam. Selain lebih nyaman, hiburan di rumah jauh lebih murah dan nyaman, sehingga bisa dinikmati sekeluarga dengan harga yang nyaman di saku.



5. IBADAH AGAMA DI RUMAH :
Salah satu hal yang paling krusial dalam kehidupan manusia di muka bumi nanti adalah cara mereka beribadah. Jika dulu Ibadah dilakukan di rumah ibadah, maka dengan adanya COVID-19, para jemaat akan melakukan ibadah di rumah. Beberapa agama sudah melakukan hal itu, dan mungkin akan diikuti oleh agama dan aliran kepercayaan yang lain.


Sementara itu, Perjalanan Ibadah mungkin perlahan akan berkurang (bahkan mungkin tidak ada lagi) jika kondisi keamanan dan keselamatan akibat pandemik tidak juga membaik.



6. WORK FROM HOME & SEKOLAH DI RUMAH AKAN MENJADI HAL UMUM :
Larangan berkumpul dalam jumlah besar di suatu tempat berdampak juga pada metode bekerja dan sekolah. Karena itu, aktivitas bekerja di rumah (Work From Home) dan bersekolah di rumah (School from Home) akan menjadi hal yang sangat umum serta dilakukan banyak orang.

Dengan bersekolah atau bekerja di rumah, fasilitas video-call atau tele-conference menjadi hal yang lazim untuk dilakukan. Tatap muka tetap berlangsung, namun tidak saling bertemu fisik. Khusus untuk sekolah, tentu akan ada perubahan kurikulum yang menyesuaikan dengan kondisi saat ini.




7. BISNIS PENGANTARAN DARING BERKEMBANG PESAT :
Ketakutan untuk berpergian tidak menyurutkan keinginan orang untuk menikmati makanan favorit mereka di restoran atau kafe favorit mereka, atau membeli produk keperluan mereka. Meski harus tinggal di rumah, mereka bisa melakukan pembelian secara daring, dan pengantaran juga dilakukan dengan daring.

Dengan adanya peningkatan bisnis daring, maka secara otomatis pengantaran daring pun akan meningkat sangat signifikan. Karena berada di jalan, para pengendara daring sangat berpotensi tertular. Karena itu, mereka mungkin akan diperlengkapi dengan pakaian dan alat pelindung yang melindungi mereka dari risiko tertular COVID-19.



8. KEPERDULIAN SOSIAL MENINGKAT : 
Akibat COVID-19, jumlah masyarakat miskin meningkat. Selain karena banyak orang yang kehilangan pekerjaan, banyak punya masyarakat yang tidak bisa menjalankan aktivitas usaha mereka. Hal ini mengusik banyak orang yang kemudian menggalang dana untuk menolong masyarakat miskin tersebut.

Belakangan aksi demikian menjadi hal yang lumrah dan banyak dilakukan, entah perorangan maupun organisasi. Dan dengan kondisi pandemik yang belum jelas kapan akan berakhir, masyarakat miskin tentu masih membutuhkan bantuan, dan akan makin banyak pendonor yang akan rutin memberikan bantuan untuk mereka yang membutuhkan.



9. DISINFEKTAN DI MANA-MANA : 
Meski ada beberapa tempat wisata dan mal yang mulai membuka usaha mereka, tidak berarti Anda bisa leluasa mengunjungi tempat tersebut. Ada protokol keselamatan dan kesehatan yang wajib Anda terapkan setiap ke sana. Selain harus mengenakan masker dan bersedia dicek suhu badannya, Anda pun harus mencuci tangan dan rajin masuk Ruang Disinfektan (Disinfectant Chamber). Tujuannya tidak lain adalah untuk menjaga keselamatan Anda dan orang di tempat wisata.

Nantinya sudah akan menjadi hal biasa jika Anda harus menjalani protokol keselamatan - terutama masuk Ruang Disinfektan - berkali-kali saat memasuki ke beberapa tempat wisata atau mal. Selain itu Anda tidak akan serta-merta bisa masuk mal atau tempat wisata begitu saja karena akan ada pembatasan pengunjung di tempat tersebut, setidaknya hanya 30% dari total kapasitas. Jika Pemilik Lokasi Wisata atau mal menganggap jumlah pengunjung sudah memenuhi target tersebut, maka pintu masuk akan ditutup dan Anda harus menunggu di luar, sampai ada pengunjung yang meninggalkan lokasi tersebut.



10. VIRTUAL ACTIVITIES : 
Anda suka nonton acara olah-raga? Atau suka berolahraga, terutama olah raga yang melibatkan banyak orang (sepakbola, voli, basket, base-ball, dan sejenisnya)? Mungkin kegiatan tersebut tidak akan Anda lakukan pasca COVID-19 nanti. Pasalnya dengan adanya Physical Distancing, maka orang-orang diwajibkan untuk mengambil jarak dan menghindari kontak fisik. Jadi bisa Anda bayangkan, sangatlah tidak mungkin melakukan hal itu jika sedang beraktivitas olah raga kontak fisik.

Tidak saja olah raga, hampir semua kegiatan yang melibatkan banyak orang berkerumun, kemungkinan tidak akan kita temui lagi di masa mendatang : Konser Musik, pernikahan, sekolah, wisuda, bazar produk, pameran berskala besar, dan lain-lain.

Semua aktivitas demikian akan diganti menjadi aktivitas Virtual. Anda tidak bisa lagi menonton langsung acara olah raga di dalam stadion olah raga, dan sebagai gantinya Anda hanya bisa secara virtual di rumah saja.

Di beberapa sekolah pun sudah melakukan pelajaran sekolah dan wisuda lewat aplikasi online. Seminar juga sudah berganti menjadi Webinar. Konser musik pun sudah mulai diadakan secara virtual tanpa dihadiri penonton.



Itulah gaya hidup baru yang akan kita lakukan pasca Pandemik COVID-19. Apakah gaya hidup ini akan berlangsung lama? Mungkin, selama vaksin belum ditemukan, penularan virus masih masif di banyak tempat, dan belum ada teknologi yang mampu mendeteksi penderita atau pembawa virus.




Comments

Popular posts from this blog

10 Kata Makian Paling Populer di Dunia : Sejarah & Asal Usulnya

Film "Found Footage"... Apakah Beneran?

10 Video Klip Paling Vulgar dan "Berani"