17 Aktris Hollywood Populer Yang Sebenarnya Tidak Bisa Berakting

Cantik. Seksi. Menggairahkan. Pesona itulah yang Anda lihat dari para aktris Hollywood yang wara-wiri di film produk Negara Paman Sam tersebut. Film-film yang mereka perani kebanyakan box-office, sehingga kita langsung berpikir kesuksesan film itu sedikit-banyak karena kehebatan akting mereka. Benarkah?

Beberapa waktu lalu, sebuah media online melakukan survei, dan menemukan ada 20 aktris Hollywood populer yang kenyataannya tidak bisa akting. Jadi mengapa mereka bisa terkenal? Paras cantik dan bentuk tubuh yang sempurna. Itulah alasannya. Kalau kepiawaian berakting? Entahlah ....

1. MALIN MARIA AKERMAN
Banyak penonton setuju kalau pemeran Silk Spectre II dalam film Watchmen ini adalah aktris yang "tidak berjiwa". Dia berakting tanpa ekspresi, sangat kaku, dan jelas-jelas hanya menghafal tulisan skenario tanpa melakukan penjiwaan terhadap peran yang dibawakannya.

Anehnya, meski berperan sangat buruk, banyak orang memujanya. Akerman bahkan masuk nominasi Best Supporting Actress dalam Saturn Award 2009.

Saat ini dia berperan sebagai Kate Harrison dalam serial komedi-situasi Trophy Wife (ABC Studios).



2. JANET JACKSON
Dia memang sangat populer di dunia tarik suara. Tidak ada yang menyangsikan hal ini. Tapi kalau soal akting? Penampilannya yang kurang meyakinkan di film pertamanya - Poetic Justice (1993) - sehingga diganjar nominasi Golden Raspberry Award untuk kategori Worse Actress, sebenarnya sudah memberikan gambaran kapasitas Janet dalam berakting. Tapi dia tetap berkeras untuk membuktikan bahwa dia juga bisa populer di dunia film.

Tujuh tahun kemudian, Janet bermain lagi dalam film Nutty Proffesor II : The Klumps. Meski film ini sukses, namun sebenarnya lebih karena Eddie Murphy yang menjadi pemeran utama film ini.

Tampak jelas Janet menghayati semua perannya dengan suasana hati yang selalu sedih. Hal ini terlihat jelas dari raut wajahnya yang selalu sedih dan dalam kondisi depresi. Ini tidak saja di satu-dua film, tapi semua film yang diperaninya. Tidak perduli peran apapun yang dia lakoni - gadis periang, pelajar lugu, istri yang bahagia, maupun wanita paruh baya - semuanya sama saja.


3. KRISTEN STEWART
Jujur saja, sejak pertama kali menonton akting Stewart di film Twilight, saya sudah tidak suka dengan aktris yang satu ini. Menampilkan wajah dingin tanpa ekspresi - sesekali raut depresi mencuat - dengan suara pelan takut-takut dan penuh keraguan, menjadi alasan saya untuk tidak menonton film Twilight pertama hingga tamat. Meski pada akhirnya trilogi film ini laris luar biasa, tetap tidak mampu menggoyahkan saya untuk menonton satu seri pun Twilight Saga secara utuh.

Para kritikus film pun ternyata memiliki komentar yang sama. Semua sepakat mengomentari ketidakmampuan Stewart dalam berakting. Satu-satunya kemampuannya yang secara konsisten dia tunjukkan di semua filmnya adalah Wajah Tanpa Ekspresi.



4. BEYONCE
Dia cantik. Dia seksi. Dan suara emas istri Jay-Z ini sudah tidak perlu diperdebatkan lagi : luar biasa! Tapi bagaimana kalau dia berakting di film?

Kritikan pedas sudah langsung membajiri dirinya waktu Beyonce pertama kali berakting di film "Austin Powers in Goldmember" (2001). Meski sempat dipuji di film "The Pink Panther" (2006), "The Dreamgirls" (2006), dan "Obsessed" (2009), tapi tidak mampu membuat dirinya menjadi "artis yang bisa berakting".

Banyak kritikus berkomentar, bahwa Beyonce memang sudah pas jika menekuni bidangnya di dunia tarik suara. Dunia film jelas-jelas bukan bagian dari karir Beyonce. Garis bawahi : BUKAN.



5. JENNIFER ANISTON
Tahun 1994 - 2004, dunia tergila-gila dengan si cantik Rachel Green - salah satu karakter dalam serial sitkom populer Friends - yang diperani Jennifer Aniston. Berkat perannya yang energik dan lucu itu, Aniston meraih Emmy Award, Golden Globe Award, dan Screen Actors Guild Award. Berkat kecantikannya ini pula, Aniston mendapat predikat "The Sexiest Woman of All Time" dari Men's Health Magazine (2012).

Tapi apakah prestasi ini berbanding lurus dengan karir filmnya pasca sitkom Friends? Well.... sejauh yang saya tahu, memang banyak film yang diperani Aniston, tapi semuanya menampilkan sosok Rachel Green, seolah-olah semua film tersebut adalah "sekuel" atau "spin-off" dari kisah kehidupan Rachel Green. Saya tidak melihat Aniston memerani peran yang berbeda-beda. Yang saya lihat hanyalah "kisah hidup" Rachel Green yang berlanjut hingga bersekuel-sekuel. Tengok saja "Bruce Almighty" (2003), "The Break Up" (2006), "Marley & Me" (2008), "Just Go With It" (2011), dan "We're The Millers" (2013). Semuanya diperani Aniston dengan gaya Rachel Green yang sangat kental sekali, mulai dari gaya berjalan, berbicara, bahkan ekspresi wajah. Jadi tidak heran jika orang melihat semua film yang diperani Aniston adalah film-film kehidupan Rachel Green, bukan Aniston sedang memerani peran dan macam-macam karakter. 

Hal sedikit berbeda mungkin terlihat di film "Horrible Bosses" (2011) di mana Aniston tampil cukup "bitchy" dan nakal. Tapi tetap saja, pada akhirnya orang melihat Rachel Green-lah yang ada di film-film tersebut, bukan Jennifer Aniston.



6. SARAH JESSICA PARKER
Perannya sebagai Carrie Bradshaw di serial televisi "Sex and The City" (1998 - 2004) membuat Sarah Jessica Parker terkenal. Berkat serial tersebut, dia diganjar Penghargaan Emmy untuk kategori Outstanding Comedy Series (2001) dan Outstanding Lead Actress in A Comedy Series (2004).

Sama seperti Jennifer Aniston, pasca serial yang membesarkan dirinya, Parker seperti terjebak mutlak dalam gaya peran stereotipnya sebagai gadis single sosialita, seperti yang dibawakannya di "Sex and The City". Padahal jauh sebelum memerani Carrie Bradshaw, Parker sebenarnya sudah punya prestasi gemilang di dunia akting dengan memerani banyak film-film populer seperti Footloose (1984), Firstborn (1984), Flight of the Navigator (1986), L.A. Story (1991), Honeymoon in Vegas (1992), Ed Wood (1994), dan The First Wives Club (1996).

Tapi pasca memerani Carrie Bradshaw, dia mendadak terjebak dalam peran wanita singel perkotaan yang hidup glamor. Hampir semua film yang diperaninya pasca serial Sex And The City menampilkan dirinya dengan sosok seperti Bradshaw. Tidak mengherankan, lantaran sudah terlalu kadung dikenal orang dengan peran itu, Parker akhirnya setuju untuk memerani peran itu kembali dalam film layar lebar Sex and The City (2008) dan sekuelnya (2010), meski pada tahun 2004 - saat serial televisi Sex and The City berakhir - dia "bersumpah" untuk tidak mau lagi memerani peran Carrie Bradshaw tersebut.


7. PAULA PATTON
Pertama kali melihat Patton di film Deja-Vu (2006), saya mengira pemeran Claire Kuchever di film tersebut adalah Halle Berry. Dari gerak-gerik, sorotan mata, cara bicara, semuanya sangat mirip dengan Berry. Hanya saja setelah melihat daftar nama pemeran film ini, saya baru menyadari kalau pemerannya bernama Paula Patton, seorang pendatang baru.

Selanjutnya, dia banyak tampil dalam film-film papan atas Hollywood, seperti Mirrors (2008), Swing Vote (2008), Precious (2009), Mission Impossible : Ghost Protocol (2011), dan 2 Guns (2013). Meski selalu dipercaya bermain di film-film papan atas, Patton ternyata banyak dicerca para kritikus film karena perannya yang "mirip pohon" : kaku, tidak berjiwa, dan memperlihatkan raut wajah dingin tanpa ekspresi. Salah satu film yang dianggap para kritikus sebagai kegagalan terbesar Patton adalah di film Baggage Claim (2013) yang benar-benar memperlihatkan secara utuh bagaimana kualitas Patton dalam berakting.  Mimik yang keliru, artikulasi yang salah, gerak tubuh yang tidak tepat, bahkan tingkah-polahnya dalam film itu, menjadikan para kritikus bertanya : Apakah gadis ini tahu bagaimana caranya berakting?



8. JENNIFER LOPEZ
Sama seperti Beyonce,mantan istri penyanyi Marc Anthony ini cantik, seksi, dan "menggairahkan". Memulai karir sebagai penari latar grup New Kids on The Block (NKOTB) di tahun 1991 dan Janet Jackson di tahun 1993, Lopez kemudian merambah ke dunia film. Melalui perjuangan keras yang pantang menyerah, Lopez akhirnya meraih sukses setelah berhasil dengan meyakinkan memerani penyanyi Latin legendaris Selena Perez di film Selena (1997). Namanya makin populer di dunia film setelah bermain dalam berbagai film box-office dunia seperti Anaconda (1997), U Turn (1997), Out of Sight (1998), dan Maid in Manhattan (2002).

Meski banyak film sukses yang diperaninya, banyak kritikus yang mencemooh JLo - panggilan Jeniffer Lopez - karena dinilai tidak bisa berakting. Kesuksesannya lebih karena modal tubuh seksi dan wajah Puerto Rico-nya yang sensual. Film Angel Eyes (2001) dan Gigli (2003) merupakan dua film Lopez yang tercatat paling gagal sepanjang sejarah karirnya karena merugi secara finansial.



9. LINDSAY LOHAN
Semua kritikus dunia - dan saya - sepertinya sepakat kalau Lohan terbukti secara sah dan meyakinkan merupakan aktris yang sama sekali tidak bisa berakting. Meski di masa kecilnya terkenal sebagai aktris belia yang populer dan menjadi salah satu aktris cilik (hingga remaja) paling dipuja Disney Studio berkat perannya di film The Parent Trap (1998) dan Freaky Friday (2003), namun saat melewati usia remaja, dia tidak mampu lagi meningkatkan kemampuan aktingnya.

Sejak tahun 2006, saat memutuskan untuk berperan dalam film-film yang lebih dewasa, dia tidak mampu meyakinkan penonton kalau dirinya adalah wanita dewasa. Aktingnya tetaplah akting seorang remaja tanggung yang kurang meyakinkan. Meski banyak orang memuji perannya sebagai Diane Howser di film Bobby (2006) - yang membuatnya dinominasikan sebagai Best Actress dalam Screen Actors Guild Award - namun tetap saja imej sebagai "aktris remaja" tetap melekat padanya. Lebih parahnya lagi, di tahun yang sama, filmnya I Know Who Killed Me dinobatkan sebagai film terburuk versi Razzie Award. Dia pun dinobatkan sebagai Aktris Terburuk untuk Penghargaan yang sama.

Gaya hidupnya yang buruk (pecandu narkoba, suka berpesta) dan masalahnya dengan keluarga, membuatnya sering keluar-masuk panti rehabilitasi dan penjara. Perilakunya yang buruk mempengaruhi profesionalismenya dalam pekerjaannya sebagai aktris. Puncak kegagalannya adalah saat dia memerani peran sebagai Elizabeth Taylor dalam film Liz and Dick (2012). Meski skenario film tersebut dipuji sebagai "Skenario Terbaik Sepanjang Masa", namun gara-gara akting buruk Lohan, film itu menjadi sangat buruk dan hancur total.



10. MELISSA JOAN HART
Aktris yang pernah populer berkat perannya sebagai penyihir remaja Sabrina dalam serial televisi Sabrina The Teenage Witch (1996 - 2003) ini sempat menjadi pujaan banyak pria di seluruh dunia. Parasnya yang cantik serta senyumnya yang - dianggap sebagai "senyum paling cantik di dunia" - telah membuat Hart menjadi idola banyak orang.

Namun pasca Sabrina, karir Hart stagnan dan tidak bertumbuh sama sekali. Film-film yang diperaninya semua adalah film kelas B dan merupakan film direct-to-video sehingga orang tidak pernah mengenalnya sebagai aktris papan atas. Hart sebenarnya sangat gigih dan terus berusaha untuk eksis di dunia entertainmen. Sayangnya, kegigihan yang tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kemampuan, pada akhirnya hanya sia-sia belaka.



11. MEGAN FOX
Oke, Para Pria di Dunia. Anda boleh mencaci-maki atau menyumpahi saya. Tapi saya harus bicara jujur kalau saya tidak suka dengan aktris ini. Bukan lantaran dia pernah menolak cinta saya (ciela....), dan juga pria lain di seluruh dunia, tapi karena dia memang sama sekali tidak bisa berakting. Satu-satunya gaya akting yang paling dikuasainya adalah "Bitchy Style" yang membuatnya populer hingga sekarang.

Keseksian tubuhnya, sensualitas wajahnya (terutama bibir dan matanya), membuat Fox sontak dikenal masyarakat, terutama sejak berperan sebagai Mikaela Banes di film Transformers (2007). Aktingnya yang "menantang" adrenalin semua pria, menjadikan dia Sex Symbol Masa Kini. Namun perhatikanlah, pasca Transformers, namanya mulai tenggelam. Diawali film Jennifer's Body (2009), Jonah Hex (2010), Passion Play (2010), dan Friends With Kids (2011), semuanya merupakan film-film yang diperaninya dan gagal.

Sama seperti saya, para kritilis menilai Fox hanya memanfaatkan kesensualannya saja. Ini terbukti dari film-film yang diperaninya, kebanyakan hanya menuntutnya berpenampilan seronok dan "bitchy", serta penggoda pria. Tidak lebih dari itu. Jadi tidak heran - jika Fox tidak meningkatkan kemampuan beraktingnya serta memilih skenario film berkualitas - maka film apapun yang diperaninya, Anda hanya akan melihat Fox sebagai "gadis penggoda" saja. Tidak lebih dari itu.



12. KIM KARDASHIAN
Sebelumnya, orang tidak pernah kenal siapa Kim Kardashian. Namanya baru mencuat tahun 2007, bukan karena prestasi, tapi gara-gara video pornonya yang direkam kekasihnya kala itu, penyanyi Ray J, bocor dan terdistribusi ke mana-mana.

Sejak itu, dia mulai dikenal orang sebagai aktris dengan membintangi serial realita berjudul Keeping Up With The Kardashians (2007 - hari ini). Serial yang memfokuskan pada kehidupan pribadi dan profesional Kardashian itu meraih rating yang sangat tinggi, dan membuatnya terkenal. Setelah itu, Kardashian lebih banyak bermain dan sukses dalam serial televisi yang mengangkat kehidupan pribadinya, seperti Kourtney and Kim Take Miami (2009 - 2013), dan Kourtney and Kim Take New York (2011 - 2012). Mengapa? Karena untuk serial tersebut, dia tidak perlu berakting dan hanya perlu tampil apa adanya.

Penghargaan Raspberry Award yang diterima tahun 2008 untuk kategori Worse Actress dalam film Disaster Movie, sebenarnya telah menunjukkan betapa buruknya Kardashian dalam berakting. Tapi nampaknya penonton tidak terlalu perduli. Selama menonton lekuk molek tubuh dan belahan dada Kardashian, itu sudah cukup untuk mereka. Teknik berakting? Biarlah itu di urutan ke-seratus....



12. KEIRA KNIGHLEY
Harapan saya atas karir aktris Inggris ini cukup besar saat melihat aktingnya yang mengesankan sebagai Elizabeth Swann di film Pirates of the Caribbean (2003). Begitu juga saat tampil meyakinkan dalam banyak film drama seperti Pride & Prejudice (2005), Atonement (2007), Silk (2007), The Duchess (2008), A Dangerous Method (2011), dan - yang paling mengesankan saya - Anna Karenina (2012).

Namun sepertinya Knightley terjebak dalam pola akting yang begitu-begitu saja. Pilihan film bertema sama, membuat para penonton merasa menyaksikan gaya akting yang sangat monoton dari Knightley. Kekecewaan terbesar saya adalah saat menyaksikan Knightley di film Jack Ryan : Shadow Recruit (2014). Aktingnya serba tanggung dan beberapa kali terlihat kehilangan fokus (kikuk dan kurang pas dalam mengucapkan beberapa bagian dialog), membuat Knightley malah seperti aktris amatir yang baru mengenal dunia entertainmen.



14. KATHERINE HEIGL
Pemeran Dr Isobel "Izzie" Stevens di serial televisi Grey's Anatomy (2005 - 2010) ini sebenarnya telah memulai karirnya sejak masih anak-anak. Sejak umum 9 tahun, dia sudah lalu-lalang di dunia modeling. Saat remaja (usia 14 tahun), dia sudah bermain film berjudul That Night (1992). My Father The Hero (1994) merupakan film komedi yang berhasil mengangkat namanya. Tahun 1995, dia sempat pula bermain di film Under Siege 2 : Dark Territory bersama Steven Seagal. Namanya semakin harum saat Heigl bermain di serial televisi Roswell (1999-2001) yang mengangkat namanya, dan akhrinya Grey's Anatomy yang bisa dikatakan sebagai puncak prestasinya.

Meski demikian, kritikus film justru membencinya. Aktingnya dicap tidak berkembang dan terkesan sangat monoton. Bahkan dia sempat mendapatkan penghargaan Razzie Award untuk kategori Worst Actress di film One For The Money (2012). Tapi herannya, sinar Heigl tidak surut bahkan terus menyala. Saat ini dia sedang bermain untuk serial televisi State of Affairs produksi NBC. Selain itu, Heigl pun terkenal sebagai aktivis dan wanita karir yang sukses. Mungkin inilah yang membuat banyak orang masih menghargai dan angkat topi pada wanita kelahiran tahun 1978 ini.



15. GABRIELLE UNION
Mantan model yang bernama lengkap Gabrielle Monique Union Wade ini mencuat namanya berkat penampilannya di film Bring It On (2000) bareng Kirsten Dunst. Kehadirannya di film Bad Boys II (2003) pun menyedot banyak perhatian penonton karena kecantikannya. Catat : Kecantikannya.

Tidak banyak orang yang terlalu perduli dengan aktingnya yang sangat standar dan monoton. Dalam berbagai film yang diperaninya - mayoritas adalah film komedi dan drama - Union tampil dengan gayanya yang itu-itu saja. Model rambut dan dandanannya boleh berubah, tapi tidak dengan aktingnya. Meski demikian, para kritikus ternyata masih memberikan kesempatan dan penghargaan atas usaha Union untuk tetap eksis di dunia entertainmen. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan mereka pada Union dalam bentuk penghargaan untuk Best Actress dalam Pal Beach International Film Festival (2006) untuk aktingnya di film Neo Ned, dan Best Ensemble dalam Black Reel Awards untuk perannya di film Cadillac Records (2009).



16. PARIS HILTON
Siapa yang tidak kenal gadis kelahiran 17 Februari 1981 yang juga dikenal sebagai cucu dari Conrad Hilton, pendiri Hilton Hotels ini? Yep.... cantik dan sering bikin sensasi, adalah ciri Paris Hilton yang sudah mulai mengenai dunia hiburan sejak masih berusia 14 tahun (sebagai model di bawah naungan agensi Donald Trump).

Namanya mulai dikenal sebagai artis "papan atas" ketika membintangi reality show The Simple Life (2003 - 2005) bersama sahabatnya, Nichole Richie. Serial ini dirilis tanggal 2 Desember 2003, yang secara kebetulan berbarengan dengan beredarnya rekaman video hubungan intim (sex tape) antara dirinya dan kekasihnya kala itu, Rick Salomon. Sontak saja serial yang diperaninya sukses dan berhasil menarik 13 juta penonton untuk seri pertamanya.

Sudah menjadi rahasia umum kalau Hilton dikenal sebagai sosok yang "dumb blonde" (Si Pirang Bodoh; istilah buat wanita cantik Amerika Serikat yang berambut pirang dan kurang cerdas) di mana dalam setiap penampilannya, dia selalu tampil dengan mata kosong, senyum tanggung, dan celotehan-celotehan "bodoh" yang kadang membuat orang berpikir, "Sepertinya dia bukan orang yang pernah duduk di bangku sekolah. Masa yang gituan aja ga tahu?"

Meski sudah banyak bermain film, namun semua film yang diperaninya gagal total. Nyaris tidak ada satu pun film yang diperaninya diingat orang. Saya pun hanya mengingat 2 film : House of Wax (2005) dan The Hootie and The Nottie (2008). Kedua film ini pun meraup cacian dan makian banyak orang karena buruknya akting Hilton.

Well... Hilton sepertinya tidak perduli. Lagian - mungkin - baginya film hanyalah salah satu aktivitas refreshing saja. Karena sebelum berakting, dia sebenarnya sudah punya banyak bisnis yang jauh lebih laris ketimbang film-film yang diperaninya.



17. MEAGAN GOOD
Jika di atas tadi ada Megan Fox yang saya nilai tidak mampu berakting, maka sekarang ada Meagan Good yang dinilai kritikus sebagai salah satu aktris yang tidak bisa berakting. Jika melihat ke belakang, saat Good baru merintis karir, saya sebenarnya sangat mengapresiasi usahanya. Good memulai karirnya dari nol sekali di mana dia mulai bermain sebagai figuran di berbagai film sejak tahun 1999 - 2003. Karirnya baru ada peningkatan ketika dia bermain di film Biker Boyz (2003) dan Deliver Us From Eva (2003). Di tahun 2005, berkat perannya dalam film D.E.B.S. (2004) yang dinilai cemerlang, dia meraih penghargaan Black Movie Awards.

Sejak itu, Good mulai banyak bermain di film-film papan atas, seperti Venom (2005), Waist Deep (2006), Stomp the Yard (2007), One Missed Call (2008), Saw V (2008), The Unborn (2009), serta film Think Like A Man (2012) yang merupakan film box-office paling sukses yang pernah diperaninya.

Usaha dan ambisinya untuk menjadi aktris papan atas patut diacungi jempol. Namun jika tidak diimbangi dengan kemampuan yang baik, sepertinya akan sulit untuk bisa mewujudkan ambisinya tersebut. Banyak kritikus menilai kemampuan akting Good tidak pernah mengalami perkembangan yang berarti dan sangat datar. Dia boleh berbangga kalau belakangan ini bermain di film papan atas. Tapi jika dengan kemampuan yang tidak pernah berkembang, sepertinya dia tidak akan pernah berkesempatan menjadi Pemeran Utama dalam film-film yang diperani tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

10 Kata Makian Paling Populer di Dunia : Sejarah & Asal Usulnya

Film "Found Footage"... Apakah Beneran?

10 Video Klip Paling Vulgar dan "Berani"