Asal-Usul Nama Hari
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Itu adalah nama hari yang berlaku di Indonesia. Di negara lain - khususnya Amerika dan beberapa wilayah Eropa - nama hari dikenal dengan nama : Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, Saturday, dan Sunday.
Pernah terpikir gak, kenapa nama hari adalah seperti itu? Apa dasar penamaan hari tersebut? Banyak versi dan cerita yang menjadi latar belakang penamaan hari tersebut. Beberapa di antaranya yang terkenal :
VERSI 1 : ROMA
Pada abad 1 - 3 Masehi, Pemerintahan Roma melakukan perubahan perhitungan hari dalam seminggu. Jika semula mereka membuat 8 hari dalam seminggu, maka pada waktu itu mereka mengubahnya menjadi 7 hari seminggu. Penamaan hari waktu itu didasarkan pada nama planet secara berurutan : Sun (Matahari - Minggu), Moon (Bulan - Senin), Mars / Ares (Selasa), Mercury / Hermes (Rabu), Juputer / Zeus (Kamis), Venus / Aphrodite (Jumat), dan Saturnus / Cronos (Sabtu).
Cara menghitung 1 minggu ini kemudian diadaptasi oleh China dan India. Karena kesulitan menghafal nama hari, mereka kemudian menggunakan versi mereka sendiri dalam penamaan hari. Hal yang sama juga dilakukan oleh negara lain, sehingga muncullah nama hari seperti Sunday, Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, dan Saturday.
VERSI 2 : INGGRIS
Nama hari dalam bahasa Inggris yang dipakai hari ini merupakan nama hari yang dibuat oleh masyarakat Inggris. Tidak jelas kapan mereka membuat nama itu, namun ditengarai kalau nama hari versi Inggris ini merupakan adaptasi dari 3 bahasa dan budaya : Yunani Kuno, Latin, dan Jerman.
Hari pertama dalam 1 minggu adalah Sunday. Nama ini berasal dari bahasa Latin Dies Solis (Hari Sang Mentari), yang kemudian berubah menjadi Sunnon Dagaz (bahasa Jerman Kuno). Dari sanalah kemudian berubah menjadi Sunday.
Hari kedua adalah Monday, yang diambil dari bahasa Latin Dies Lunae (Hari Sang Bulan). Kata ini kemudian berubah menjadi Mon(an)daeg dalam bahasa Inggris Kuno. Dari sanalah nama Monday kemudian tercipta.
Hari Ketiga terbilang unik karena awalnya menggunakan nama Dewa Perang Romawi, yaitu Dewa Mars. Masyarakat Jerman juga mengenal Dewa Perang, namun mereka menyebutnya dengan nama Tiu. Karena Jerman dan Inggris memiliki budaya yang mirip, maka masyarakat Inggris menggunakan nama Dewa Perang Jerman sebagai nama hari. Dengan demikian, jadilah Tiusday, yang kemudian berubah menjadi Tuesday.
Hari Keempat juga menggunakan nama Dewa Romawi, yaitu Dewa Merkuri. Dewa Merkuri adalah Dewa Kekayaan dan Keberuntungan. Sama seperti hari sebelumnya, Jerman pun punya Dewa sejenis bernama Woden. Karena itu nama hari keempat yang awalnya Mercury, berubah menjadi Woden dan nama hari pun menjadi Wodenday. Dengan berjalannya waktu, Wodenday kemudian berubah menjadi Wednesday.
Hari Kelima juga menggunakan nama Dewa Romawi, yaitu Dewa Jupiter yang merupakan Pemimpin para Dewa dan Pemandu Masyarakat Romawi. Jupiter adalah Dewa yang menciptakan Petir dan Kilat. Sementara itu, dalam kisah mitologi Romawi, ada Dewa Petir bernama Thor, sehingga nama hari kelima kemudian disebut Thor's Day. Nama ini kemudian berubah menjadi Thursday.
Hari Keenam adalah Friday. Awalnya nama hari ini adalah Dies Veneris, nama Latin untuk Dewi Venus, yang merupakan dewi kecantikan dan cinta. Dalam bahasa Inggris Kuno, Dewi Venus disebut Frigg (Dewi Cinta dan Surga). Kata Frigg memiliki kesamaan dengan Dewi Fria (Dewi Cinta dan Kecantikan). Dalam bahasa Jerman, nama Fria disebut sebagai "Frije-dagaz". Nama inilah yang diyakini menjadi dasar perubahan nama hari dari Dies Veneris menjadi Friday.
Hari ketujuh diambil dari kata Saturn, yaitu nama Dewa Pertanian masyarakat Romawi. Masyarakat Yunani Kuno mengenai Dewa Pertanian dengan nama Cronos. Nama ini kemudian diubah ke dalam bahasa Latin menjadi Dies Saturni, lalu berubah menjadi Saturday.
BAGAIMANA NAMA HARI DI INDONESIA?
Nama hari di Indonesia ternyata merupakan adaptasi dari nama penyebutan hari di Arab. Hal ini dapat dimaklumi mengingat pengaruh budaya Arab di masa lalu - khususnya dalam proses penyebaran agama Islam - sangat kuat, sehingga wajar jika budaya Indonesia juga sangat terpengaruh dengan budaya Arab.
Sesuai dengan penanggalan Arab, hari pertama dihitung dari hari Minggu yang disebut dengan Ahad (Wahidun) yang berarti "Pertama".
Hari Kedua adalah Itsnain, yang kemudian diubah menjadi kata "Senin" agar lebih mudah dibaca oleh masyarakat yang awam dengan bahasa Arab.
Hari Ketiga adalah Tsalatsatun atau Tsalatsah, yang kemudian berubah menjadi "Selasa".
Hari Keempat menjadi Arba'atun atau Arba'ah, yang kemudian menjadi hari "Rabu".
Hari Kelima adalah Khamsah atau Khamsatun, yang kemudian diadaptasi menjadi "Kamis".
Hari Keenam seharusnya disebut Sittah. Tetapi karena hari keenam merupakan hari di mana masyarakat Muslim diwajibkan untuk sholat berjamaah, maka nama harinya pun diganti menjadi Jumuah, yang kemudian menjadi "Jum'at".
Dan hari ketujuh adalah Sab'atun atau Sab'ah, yang kemudian diadaptasi menjadi hari "Sabtu".
Pada abad ke-19, saat bangsa Portugis datang ke Indonesia, mereka melakukan perubahan pada nama hari Ahad menjadi Dominggo (berasal dari bahasa Latin "Dies Dominicus" yang berarti "Hari Tuhan Kita"). Perubahan nama hari itu sebagai ajakan bagi bangsa Portugis (yang waktu itu adalah orang Kristen) untuk mengikuti Kebaktian Gereja. Nama Dominggo terus dipakai hingga abad 20, yang mana nama tersebut berubah menjadi "Minggu".
Berdasarkan International Organization for Standarization ISO 8601, hari Minggu kemudian ditentukan sebagai hari ketujuh, sehingga hari pertama bergeser ke Hari Senin, hari kedua menjadi Selasa, dan seterusnya.
test
ReplyDelete"Selamat siang Bos 😃
ReplyDeleteMohon maaf mengganggu bos ,
apa kabar nih bos kami dari Agen365
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Silahkan di add contact kami ya bos :)
Line : agen365
WA : +85587781483
Wechat : agen365
terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"