10 Fakta Ekstrim tentang Pekerjaan Figuran Film
Banyak artis terkenal memulai karir mereka sebagai figuran. Entah hanya berperan sebagai pejalan kaki (yang tidak mengatakan sepatah dialog pun), atau sebagai pelayan toko yang hanya menyebutkan dialog sepatah kata singkat. Meski tampak sederhana, tapi para figuran film adalah pekerjaan yang banyak dibutuhkan untuk mendukung kondisi di sebuah adegan dalam film. Tanpa mereka, mungkin film akan menjadi tampak sepi dan membosankan.
Meski dibutuhkan, tapi sayangnya banyak dari mereka kurang mendapatkan perhatian yang baik, terutama dari produser film. Akibatnya banyak orang yang tadinya bercita-cita menjadi artis, langsung kandas dan mengubur cita-cita tersebut setelah menjalani pekerjaan sebagai figuran film. Kok bisa? Hal apa yang terjadi selama bekerja sebagai Figuran Film yang membuat banyak calon artis memutuskan tidak mau lagi bermain film? Inilah 10 alasan ekstrimnya :
1. ANDA MUDAH TERGANTIKAN
Karena peran figuran tergolong "tidak penting" dan hanya muncul selintas di layar, maka peran Anda dapat dilakukan oleh siapapun. Toh ada atau tidaknya Anda tidak akan mempengaruhi cerita di film. Jadi, jangan heran jika hari ini Anda keliru melakukan suatu adegan, jangan harap Anda diberi kesempatan memperbaiki kesalahat di Take Kedua, karena sudah ada orang lain yang akan langsung menggantikan posisi Anda.
Penggantian ini sangat wajar, mengingat tidak ada kontrak yang mengikat kerja para figuran. Selain itu fungsi figuran biasanya hanya meramaikan sebuah film saja, sehingga tidak ada keharusan Anda harus selalu tampil di adegan yang sama, jika pengambilan gambar adegan itu harus diulang.
2. JAM DAN HARI KERJA TIDAK PASTI
Susahnya jadi Figuran, Anda tidak pernah tahu kapan harus bekerja, dan sangat bergantung dari telepon produser atau asisten sutradara film.
Memang enaknya, Anda hanya perlu kerja beberapa jam untuk mendapatkan sejumlah uang. Bahkan Anda tidak perlu menghafal skenario yang panjang. Tapi masalahnya, jam dan hari kerja sangat tidak pasti, membuat Anda tidak bisa melakukan hal lain selain menunggu. Bagi sebagian orang, pekerjaan seperti ini jelas membuat frustrasi, terutama jika mereka sedang membutuhkan uang dan ingin mencari pekerjaan tambahan lain di luar film. Pada akhirnya sangat sedikit figuran yang memilih tetap bertahan di dunia perfilman.
3. JAM KERJA PANJANG
Meski Anda bukan pemeran utama sebuah film, namun saat proses pengambilan gambar berlangsung, terlebih jika akan ada adegan yang melibatkan para figuran berkeliaran di dalam adegan, Anda harus tinggal di lokasi shooting tersebut hingga proses pengambilan gambar tersebut selesai.
Bisa jadi waktu pengambilan gambar hanya 8 jam, tetapi tidak jarang untuk pengambilan gambar yang rumit, dapat menghabiskan 18 - 24 jam.
Masih mending para aktor dapat beristirahat dulu di dalam kabin mereka. Figuran mana punya kabin? Karena itu, tidak sedikit yang mencuri waktu tidur di ruang ganti, dapur, atau bahkan kursi artis yang lokasinya tidak jauh dari lokasi pengambilan gambar.
4. FIGURAN SELALU SALAH
Meski pun tugas seorang figuran hanyalah "meramaikan" sebuah adegan, namun selama proses shooting, jika ada kesalahan, figuran adalah pihak yang paling disalahkan, dan setiap saat dapat dipecat.
Kesalahan yang bisa membuat figuran dipecat, misalnya Pemeran Utama lupa dialog karena posisi figuran yang salah dan mengganggu konsentrasinya, atau bahkan lantaran figuran tidak tersenyum saat berpapasan dengan Pemeran Utama, dapat menjadi alasan kuat mereka dipecat.
Miris sekali, bukan?
5. FIGURAN MEMERANI ADEGAN PALING "MENYIKSA"
Sudah menjadi hal umum jika di bulan Desember, Amerika Serikat sering menayangkan film-film bertema Natal. Di film itu akan tampak banyak figuran yang mengenakan pakaian Sinterklas atau pun pakaian tebal, sehingga Anda mengira film tersebut dibuat saat Musim Dingin (antara September - November).
Padahal film biasanya dibuat minimal 6 bulan sebelum jadwal rilis. Artinya, jika tayang bulan Desember, maka film tersebut dibuat di bulan Juni, yang mana masih merupakan Musim Panas.
Anda bisa bayangkan bagaimana tersiksanya para figuran yang harus mengenakan baju Sinterklas serta baju dingin yang tebal, seolah-olah sedang musim dingin.
6. NONTON SUDAH TIDAK MENYENANGKAN LAGI
Biasanya para figuran saling mengenal satu dengan yang lain, dan sering tampil bersama di beberapa film layar lebar dan serial televisi. Seringnya mereka tampil di beberapa film dan episode serial televisi, membuat mereka sudah tidak punya "nafsu" lagi untuk menonton film.
Bagaimana tidak? Bisa saja dalam sebuah film, seorang figuran berperan sebagai prajurit yang tewas dengan kepala meledak, tapi tiba-tiba muncul lagi memerani prajurit lain. Lalu di film lain, dia muncul lagi sebagai zombie, kemudian saat ganti adegan, dia berperan menjadi penduduk yang dikejar-kejar Zombie. Kemudian di sebuah serial televisi drama, dia muncul menjadi seorang murid kuliahan, tapi di adegan berikutnya muncul sebagai tukang bersih-bersih.
Kemunculan figuran yang sama dalam beberapa adegan di film yang sama atau beberapa film yang berbeda, jelas membuat teman sesama figuran menjadi "ilfil" saat menonton film tersebut. Soalnya mereka sudah mengenali temannya tersebut, dan sudah menyadari kalau apa yang ditampilkan film tersebut adalah kebohongan. Kalau sudah demikian, apa enaknya nonton?
7. PELECEHAN YANG "DIBENARKAN"
Apabila Anda seorang figuran dan tiba-tiba seorang artis Pemeran Utama mengajak Anda berkencan seusai acara shooting, ini akan jadi masalah yang dapat mempengaruhi karir Anda. Jika menuruti kemauan artis tersebut, Anda akan dicap "murahan" dan dicap "artis prostitusi".
Tapi jika Anda tolak kemauan artis tersebut, bersiapkan untuk dicap telah melakukan "pelecehan seksual" dan melakukan "tindakan tidak menyenangkan" pada sang artis. Anda bisa dipecat dari pekerjaan, dilaporkan polisi, atau bahkan masuk penjara, meski Anda tidak melakukan tindakan apapun pada sang artis.
Jadi di sinilah beratnya jadi figuran, terutama yang berparas cantik atau tampan. Anda pasti akan mengalami pelecehan seksual. Dan parahnya, pelecehan demikian dibenarkan. Pilihannya ada pada Anda : Mau dicap Prostitusi atau dicap Pelaku Pelecehan?
8. ANDA BUKAN SIAPA-SIAPA
Di lokasi shooting, Figuran bukan siapa-siapa. Jadi ketika disuruh Sutradara melakukan adegan terjun ke sungai yang membeku, masuk ke gorong-gorong, menembus ladang rumput liar yang tajam, Anda tidak punya hak untuk protes dan menyampaikan keberatan.
Hal berbeda terjadi pada Aktor dan Aktris Pemeran Utama yang punya hak untuk tidak melakukan adegan yang dituntut Sutradara. Bahkan jika adegan itu harus tetap dilakukan, para Pemeran Utama punya hak untuk meminta Sutradara menggunakan Pemeran Pengganti (Body Double) untuk melakukan adegan berisiko tersebut.
Jadi jika Anda bekerja sebagai Figuran Film, jangan kaget jika dituntut melakukan banyak adegan gak masuk akal dan "gila", karena memang itu kewajiban yang harus Anda lakukan, tanpa alasan.
9. ANDA ANGGOTA PARFI? SO WHAT ??
Mungkin Anda seorang figuran yang terdaftar di Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) dan mengira akan mendapatkan perlindungan jika mendapatkan perlakukan tidak adil saat pembuatan film. Siapa bilang? Anda bisa saja anggota persatuan atau perserikatan mana pun di dunia ini, tetapi selama di lokasi shooting, dan selama peran Anda adalah Figuran, Anda bukan siapa-siapa.
Karena itu, Anda tidak dapat menuntut mendapatkan jatah makan yang sama seperti Artis Pemeran Utama. Anda pun tidak dapat menuntut mendapatkan fasilitas yang sama seperti mereka (seperti mobil van yang nyaman tempat beristirahat, tempat mandi air panas, atau asisten yang membawakan barang-barang keperluan shooting Anda).
10. FIGURAN TIDAK BOLEH BERSUARA
Salah satu bagian "terberat" dari pekerjaan para figuran adalah mereka tidak boleh bersuara. Hal ini dilakukan agar suara mereka tidak mengganggu konsentrasi para aktor dan aktris pemeran utama yang sedang "berakting". Jadi jika Anda sedang menyaksikan sebuah adegan di mana para pemeran utama sedang bercakap-cakap di sebuah kafe, dan di belakangnya tampak para figuran sedang asyik ngobrol sambil menikmati kopi dan cemilan, sebenarnya mereka semua hanya berpura-pura ngobrol saja dan tidak mengeluarkan suara sedikit pun dari mulut mereka.
Hal yang sama juga terjadi saat adegan di mana Pemeran Utama sedang berbicara di podium dan banyak penonton di bawah podium mendengarkan perkataannya. Setelah selesai berbicara, Anda akan lihat adegan gemuruh orang bersorak sorai dan bertepuk tangan. Meski terkesan riuh, pada kenyataannya saat shooting berlangsung, para figuran tersebut tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Mereka hanya berpura-pura bertepuk tangan (kedua tangannya didekatkan tapi tidak mengeluarkan suara apapun), dan pura-pura bersorak-sorai. Suara gemuruh tepuk tangan dan kehebohan itu baru ditambahkan saat proses Editing dan Post-Production.
Meski dibutuhkan, tapi sayangnya banyak dari mereka kurang mendapatkan perhatian yang baik, terutama dari produser film. Akibatnya banyak orang yang tadinya bercita-cita menjadi artis, langsung kandas dan mengubur cita-cita tersebut setelah menjalani pekerjaan sebagai figuran film. Kok bisa? Hal apa yang terjadi selama bekerja sebagai Figuran Film yang membuat banyak calon artis memutuskan tidak mau lagi bermain film? Inilah 10 alasan ekstrimnya :
1. ANDA MUDAH TERGANTIKAN
Karena peran figuran tergolong "tidak penting" dan hanya muncul selintas di layar, maka peran Anda dapat dilakukan oleh siapapun. Toh ada atau tidaknya Anda tidak akan mempengaruhi cerita di film. Jadi, jangan heran jika hari ini Anda keliru melakukan suatu adegan, jangan harap Anda diberi kesempatan memperbaiki kesalahat di Take Kedua, karena sudah ada orang lain yang akan langsung menggantikan posisi Anda.
Penggantian ini sangat wajar, mengingat tidak ada kontrak yang mengikat kerja para figuran. Selain itu fungsi figuran biasanya hanya meramaikan sebuah film saja, sehingga tidak ada keharusan Anda harus selalu tampil di adegan yang sama, jika pengambilan gambar adegan itu harus diulang.
2. JAM DAN HARI KERJA TIDAK PASTI
Susahnya jadi Figuran, Anda tidak pernah tahu kapan harus bekerja, dan sangat bergantung dari telepon produser atau asisten sutradara film.
Memang enaknya, Anda hanya perlu kerja beberapa jam untuk mendapatkan sejumlah uang. Bahkan Anda tidak perlu menghafal skenario yang panjang. Tapi masalahnya, jam dan hari kerja sangat tidak pasti, membuat Anda tidak bisa melakukan hal lain selain menunggu. Bagi sebagian orang, pekerjaan seperti ini jelas membuat frustrasi, terutama jika mereka sedang membutuhkan uang dan ingin mencari pekerjaan tambahan lain di luar film. Pada akhirnya sangat sedikit figuran yang memilih tetap bertahan di dunia perfilman.
3. JAM KERJA PANJANG
Meski Anda bukan pemeran utama sebuah film, namun saat proses pengambilan gambar berlangsung, terlebih jika akan ada adegan yang melibatkan para figuran berkeliaran di dalam adegan, Anda harus tinggal di lokasi shooting tersebut hingga proses pengambilan gambar tersebut selesai.
Bisa jadi waktu pengambilan gambar hanya 8 jam, tetapi tidak jarang untuk pengambilan gambar yang rumit, dapat menghabiskan 18 - 24 jam.
Masih mending para aktor dapat beristirahat dulu di dalam kabin mereka. Figuran mana punya kabin? Karena itu, tidak sedikit yang mencuri waktu tidur di ruang ganti, dapur, atau bahkan kursi artis yang lokasinya tidak jauh dari lokasi pengambilan gambar.
4. FIGURAN SELALU SALAH
Meski pun tugas seorang figuran hanyalah "meramaikan" sebuah adegan, namun selama proses shooting, jika ada kesalahan, figuran adalah pihak yang paling disalahkan, dan setiap saat dapat dipecat.
Kesalahan yang bisa membuat figuran dipecat, misalnya Pemeran Utama lupa dialog karena posisi figuran yang salah dan mengganggu konsentrasinya, atau bahkan lantaran figuran tidak tersenyum saat berpapasan dengan Pemeran Utama, dapat menjadi alasan kuat mereka dipecat.
Miris sekali, bukan?
5. FIGURAN MEMERANI ADEGAN PALING "MENYIKSA"
Sudah menjadi hal umum jika di bulan Desember, Amerika Serikat sering menayangkan film-film bertema Natal. Di film itu akan tampak banyak figuran yang mengenakan pakaian Sinterklas atau pun pakaian tebal, sehingga Anda mengira film tersebut dibuat saat Musim Dingin (antara September - November).
Padahal film biasanya dibuat minimal 6 bulan sebelum jadwal rilis. Artinya, jika tayang bulan Desember, maka film tersebut dibuat di bulan Juni, yang mana masih merupakan Musim Panas.
Anda bisa bayangkan bagaimana tersiksanya para figuran yang harus mengenakan baju Sinterklas serta baju dingin yang tebal, seolah-olah sedang musim dingin.
6. NONTON SUDAH TIDAK MENYENANGKAN LAGI
Biasanya para figuran saling mengenal satu dengan yang lain, dan sering tampil bersama di beberapa film layar lebar dan serial televisi. Seringnya mereka tampil di beberapa film dan episode serial televisi, membuat mereka sudah tidak punya "nafsu" lagi untuk menonton film.
Bagaimana tidak? Bisa saja dalam sebuah film, seorang figuran berperan sebagai prajurit yang tewas dengan kepala meledak, tapi tiba-tiba muncul lagi memerani prajurit lain. Lalu di film lain, dia muncul lagi sebagai zombie, kemudian saat ganti adegan, dia berperan menjadi penduduk yang dikejar-kejar Zombie. Kemudian di sebuah serial televisi drama, dia muncul menjadi seorang murid kuliahan, tapi di adegan berikutnya muncul sebagai tukang bersih-bersih.
Kemunculan figuran yang sama dalam beberapa adegan di film yang sama atau beberapa film yang berbeda, jelas membuat teman sesama figuran menjadi "ilfil" saat menonton film tersebut. Soalnya mereka sudah mengenali temannya tersebut, dan sudah menyadari kalau apa yang ditampilkan film tersebut adalah kebohongan. Kalau sudah demikian, apa enaknya nonton?
7. PELECEHAN YANG "DIBENARKAN"
Apabila Anda seorang figuran dan tiba-tiba seorang artis Pemeran Utama mengajak Anda berkencan seusai acara shooting, ini akan jadi masalah yang dapat mempengaruhi karir Anda. Jika menuruti kemauan artis tersebut, Anda akan dicap "murahan" dan dicap "artis prostitusi".
Tapi jika Anda tolak kemauan artis tersebut, bersiapkan untuk dicap telah melakukan "pelecehan seksual" dan melakukan "tindakan tidak menyenangkan" pada sang artis. Anda bisa dipecat dari pekerjaan, dilaporkan polisi, atau bahkan masuk penjara, meski Anda tidak melakukan tindakan apapun pada sang artis.
Jadi di sinilah beratnya jadi figuran, terutama yang berparas cantik atau tampan. Anda pasti akan mengalami pelecehan seksual. Dan parahnya, pelecehan demikian dibenarkan. Pilihannya ada pada Anda : Mau dicap Prostitusi atau dicap Pelaku Pelecehan?
8. ANDA BUKAN SIAPA-SIAPA
Di lokasi shooting, Figuran bukan siapa-siapa. Jadi ketika disuruh Sutradara melakukan adegan terjun ke sungai yang membeku, masuk ke gorong-gorong, menembus ladang rumput liar yang tajam, Anda tidak punya hak untuk protes dan menyampaikan keberatan.
Hal berbeda terjadi pada Aktor dan Aktris Pemeran Utama yang punya hak untuk tidak melakukan adegan yang dituntut Sutradara. Bahkan jika adegan itu harus tetap dilakukan, para Pemeran Utama punya hak untuk meminta Sutradara menggunakan Pemeran Pengganti (Body Double) untuk melakukan adegan berisiko tersebut.
Jadi jika Anda bekerja sebagai Figuran Film, jangan kaget jika dituntut melakukan banyak adegan gak masuk akal dan "gila", karena memang itu kewajiban yang harus Anda lakukan, tanpa alasan.
9. ANDA ANGGOTA PARFI? SO WHAT ??
Mungkin Anda seorang figuran yang terdaftar di Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) dan mengira akan mendapatkan perlindungan jika mendapatkan perlakukan tidak adil saat pembuatan film. Siapa bilang? Anda bisa saja anggota persatuan atau perserikatan mana pun di dunia ini, tetapi selama di lokasi shooting, dan selama peran Anda adalah Figuran, Anda bukan siapa-siapa.
Karena itu, Anda tidak dapat menuntut mendapatkan jatah makan yang sama seperti Artis Pemeran Utama. Anda pun tidak dapat menuntut mendapatkan fasilitas yang sama seperti mereka (seperti mobil van yang nyaman tempat beristirahat, tempat mandi air panas, atau asisten yang membawakan barang-barang keperluan shooting Anda).
10. FIGURAN TIDAK BOLEH BERSUARA
Salah satu bagian "terberat" dari pekerjaan para figuran adalah mereka tidak boleh bersuara. Hal ini dilakukan agar suara mereka tidak mengganggu konsentrasi para aktor dan aktris pemeran utama yang sedang "berakting". Jadi jika Anda sedang menyaksikan sebuah adegan di mana para pemeran utama sedang bercakap-cakap di sebuah kafe, dan di belakangnya tampak para figuran sedang asyik ngobrol sambil menikmati kopi dan cemilan, sebenarnya mereka semua hanya berpura-pura ngobrol saja dan tidak mengeluarkan suara sedikit pun dari mulut mereka.
Hal yang sama juga terjadi saat adegan di mana Pemeran Utama sedang berbicara di podium dan banyak penonton di bawah podium mendengarkan perkataannya. Setelah selesai berbicara, Anda akan lihat adegan gemuruh orang bersorak sorai dan bertepuk tangan. Meski terkesan riuh, pada kenyataannya saat shooting berlangsung, para figuran tersebut tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Mereka hanya berpura-pura bertepuk tangan (kedua tangannya didekatkan tapi tidak mengeluarkan suara apapun), dan pura-pura bersorak-sorai. Suara gemuruh tepuk tangan dan kehebohan itu baru ditambahkan saat proses Editing dan Post-Production.
Casino | DrMCD
ReplyDelete› online-casino-and-casinos- 하남 출장안마 › online-casino-and-casinos- In fact, if you're on a roll with these casino slot machines then you can't 고양 출장안마 believe that all of the casino games in Las Vegas hold any 강원도 출장마사지 real 속초 출장마사지 money 성남 출장마사지