10 Produk Makanan dan Minuman Berbahaya Ekstrim yang Beredar di Sekitar Kita
Tanpa kita sadari, ternyata banyak sekali makanan dan minuman berbahaya yang beredar di sekitar kita. Kemunculan makanan ini tidak semata-mata karena ulah Produsen nakal yang ingin meraup keuntungan tinggi, namun juga karena adanya permintaan tinggi dari Konsumen yang menginginkan produk makanan dengan "harga yang lebih terjangkau" (hingga sampai pada level "harga yang tidak masuk akal"). Akibatnya, muncullah produk makanan yang dibuat dengan bahan-bahan berbahaya dan "ekstrim", sehingga membahayakan orang yang memakannya.
Ada beberapa makanan (atau bahan makanan) dan minuman berbahaya yang saat ini beredar dan ada di sekeliling kita. Tidak ada salahnya kita lebih waspada dalam membeli dan mengonsumsi makanan tersebut. Apalagi kalau harganya murah. Daripada menyimpan racun dalam tubuh, mending Anda antisipasi dengan mengetahui makanan apa saja yang dapat meracuni tubuh Anda tersebut.
1. BERAS PLASTIK
Beberapa hari belakangan ini, Indonesia digemparkan dengan laporan temuan beras plastik yang merupakan produk impor dari Tiongkok. Dalam penyidikan, ditemukan kalau beras ini merupakan produk yang terbuat dari kentang, ketela rambat, dan bahan sintetis resin (bahan dasar untuk membuat plastik). Ngerinya, beras ini ternyata sudah ada dan beredar di pasar Indonesia sejak 14 tahun silam !!!
Untuk mengelabui Pembeli, beras ini biasanya dicampur dengan beras asli dengan takaran tertentu, sehingga Pembeli tidak dapat membedakan beras plastik dan beras asli. Satu-satunya cara untuk bisa membedakan beras tersebut adalah dengan memasaknya. Ketika dimasak, beras plastik akan tetap keras, sedangkan beras asli akan lembek.
2. DAGING DOMBA PALSU
Karena tingginya harga daging domba, maka banyak pedagang yang mencari cara untuk bisa "menyuplai" kebutuhan daging tersebut kepada konsumen dengan harga yang lebih kompetitif. Karena itu, muncullah Daging Domba Super Murah. Eits... Jangan kira daging yang dijual adalah daging Domba Asli. Justru daging yang digunakan adalah daging tikus, cerpelai, dan rubah yang dipadatkan dengan mengunakan zat kimia nitrat, gelatine, dan carmine.Tentu penggunaan zat kimia ini sangat berbahaya bagi tubuh, karena dapat memicu munculnya kanker.
Jika dilihat secara kasat mata, Daging Domba Palsu tidak ada bedanya dengan daging domba asli. Perbedaannya baru terlihat ketika daging itu direbus. Daging Domba Palsu akan terbelah dan terpecah-pecah ketika dimasak, sedangkan Daging Domba Asli akan tetap utuh layaknya daging gelondongan.
3. TAHU PALSU
Tahu sudah menjadi makanan sejuta umat. Tidak saja di dunia, tetapi juga di dunia. Tapi apa yang terjadi jika bahan bakunya - yang mayoritas diimpor - mengalami lonjakan harga yang cukup tinggi dan tidak terbeli oleh produsen? Ya, tidak ada cara lain selain membuat Produk Palsu yang "mirip" tahu.
Biasanya Tahu Palsu dibuat dari protein kedelai (bukan kacang kedelai !!) yang dicampur dengan tepung, zat kimia monosodium glutamate, pigmen, dan es. Untuk memberikan warna alami atau warna kuning kunyit serta membuat "tahu" lebih kenyal sehinga mudah dikonsumsi, biasa ditambahkan zat rogalite (pewarna tekstil). Padahal zat itu berbahaya dan dapat menyebabkan kanker.
4. ROTI & KORNET KARDUS
Ngeri sekali saat saya tahu ada orang yang sanggup membuat roti dan daging kornet berbahan dasar kardus. Ya, "teknologi" ini sudah dilakukan oleh beberapa pengusaha roti di Tiongkok beberapa puluh tahun silam. Mereka biasanya memotong-motong kardus bekas hingga menjadi potong kecil, lalu dicampur soda api (bahan dasar sabun), lalu dicampur zat perasa daging, dan beberapa zat kimia lain. Setelah itu, kardus pun dibentuk layaknya roti siap konsumsi.
Hal yang sama juga dilakukan pada kornet, di mana kardus tersebut direcah hingga menjadi serpihan kecil, kemudian dipadatkan dengan dicampurkan bumbu penyedap, perasa daging, serta beberapa zat kimia, yang membuat kardus tersebut tampak seperti daging cincang. Setelah itu, "daging" dimasukkan ke dalam kaleng lalu dijual.
5. MIE BORAKS DAN FORMALIN
Mie jenis ini sangat marak dan banyak dijual di pasar tradisional di Indonesia. Sekilas, mie ini tidak ada bedanya dengan mie biasa. Tetapi cobalah Anda beli dan diamkan selama 1 minggu. Jika mie tersebut tidak berbau apalagi berlendir, maka dapat dipastikan mie tersebut mengandung zat kimia boraks atau formalin.
Pada umumnya, mie dibuat dari tepung terigu,garam, dan minyak nabati. Karena bahannya yang alami, mie tidak bertahan lama. Biasanya setelah lewat dari 48 jam, sudah akan mengeluarkan bau tengik dan rasanya asam. Namun, dengan pertimbangan ekonomis - di mana pengusaha mie akan merugi jika mie yang diproduksinya cepat berubah - maka ditambahkanlah boraks atau formalin ke dalam mie tersebut. Pemilihan bahan kimia itu bukan tanpa alasan. Selain murah dan mudah diperoleh, boraks dan formalin adalah pengamet yang mudah digunakan. Padahal kedua bahan itu biasanya digunakan untuk pengawet mayat.
6. MAKANAN RINGAN
Belakangan ini banyak makanan ringan yang beredar tanpa izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sayangnya, tidak banyak orang yang memperhatikan hal itu. Padahal izin BPOM diperlukan sebagai pernyataan kalau makanan tersebut layak dikonsumsi. Akibat ketidaktahuan dan ketidakperdulian masyarakat, akhirnya dijadikan celah bagi pengusaha nakal untuk menjual produk makanan mereka yang menggunakan bahan-bahan berbahaya.
Karena itu sekarang ini banyak bermunculan makanan ringan berharga murah yang dijual dalam kemasan plastik. Makanan tersebut adalah yang berbentuk soft ball, biskuit, dan serbuk susu tersebut disinyalir menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat memicu alergi pada anak-anak. Bahkan, dalam tingkat ekstrim jika dikonsumsi dalam jumlah besar, dapat menyebabkan kematian.
Satuan Kepolisian bekerja sama dengan BPOM sudah sering melakukan penggerebekan ke pabrik pembuat produk ini, penyitaan produk di pasar, warung, dan kantin sekolah. Meski demikian, tetap masih saja ada Pengusaha Nakal yang tetap memproduksi dan menjual produk ini ke sekolah, warung, dan tempat jajan anak-anak pada umumnya. Karena itu, orang tua harus lebih cermat dalam menyikapi produk jajanan yang dibeli anak-anak mereka, terutama di tempat-tempat jajan anak sekolah ada umumnya.
7. AIR MINUM MINERAL
Beberapa tahun yang lalu sempat muncul kehebohan karena ada oknum yang memalsukan salah satu produk air minum mineral terkenal di Indonesia dengan menjual produk tersebut menggunakan air mentah. Ya, air yang digunakan adalah air mentah yang diambil langsung dari selokan, air sumur, dan sumber air lain yang tidak kebersihannya diragukan. Untuk menjernihkan serta menghilangkan bau air tersebut, oknum tersebut memberikan campuran tawas ke dalam air.
Air memang langsung jernih dan tampak bersih. Namun masalahnya, bakteri dan virus yang ada di dalam air itu tidak serta-merta mati. Jika sampai diminum, bisa ditebak apa akibatnya bagi manusia : diare, meningitis, gangguan pencernaan, penyakit hati, dan lain-lain.
Untuk membedakan mana air mineral asli dan palsu, beberapa orang menggunakan metode dengan menerawangkan botol air mineral ke lampu. Pada botol air mineral palsu, akan terlihat ada benda asing kecil yang melayang-layang di air. Bahkan jika "beruntung", Anda dapat melihat jentik-jentik nyamuk sedang berenang. Yaiks.....
8. GORENGAN BERPLASTIK
Gorengan sudah terkenal sebagai makanan tidak sehat karena berkolesterol, dan sering kali dibuat dengan minyak goreng yang sudah dipakai berkali-kali. Nah, apa jadinya kalau gorengan tersebut dibuat dengan menggunakan minyak berplastik?
Sudah beberapa tahun terakhir ini banyak orang menemukan adanya penjual gorengan nakal yang mencampurkan minyak goreng mereka dengan plastik. Caranya saat memanaskan minyak goreng, penjual gorengan mencelupkan produk berbahan plastik seperti sedotan atau plastik lembaran ke dalam minyak goreng panas. Setelah bahan tersebut mencair dan menyatu dengan minyak goreng, barulah mereka menggoreng gorengan yang akan mereka jual.
Tindakan ini dilakukan agar gorengan yang dijual awet hingga dua - tiga hari, sehingga sang penjual bisa menjual lagi sisa produk mereka untuk beberapa hari ke depan. Di sisi penjual, hal ini bisa menguntungkan dirinya. Tapi sebaliknya, Konsumen yang memakan produk ini akan mendapat getahnya karena produk ini sangat berbahaya bagi tubuh.
Ada pun plastik yang digunakan untuk menggoreng, akan menempel ke dalam gorengan. Masalahnya plastik adalah produk yang tidak dapat diurai oleh pencernaan tubuh. Bahkan plastik butuh waktu jutaan tahun untuk bisa terurai. Jadi, saat dikonsumsi, sisa plastik akan tinggal di tubuh manusia. Jika konsumsi gorengan ini dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu panjang, tubuh akan mengalami keracunan. Dan efek panjangnya dapat membuat Konsumen menderita kanker.
Salah satu cara untuk membedakan mana gorengan yang menggunakan plastik dan mana gorengan alami adalah dengan memperhatikan gorengan itu dalam kondisi dingin. Pada saat dingin, gorengan dengan plastik akan terlihat bintik-bintik putih bekas plastik. Hal yang sama jika Anda membelah gorengan itu. Bintik itu akan terlihat di dalam gorengan. Selain itu, gorengan akan kenyal seperti karet. Sedangkan gorengan alami biasanya tidak memiliki bintik-bintik tersebut. Malah ukurannya akan menyusut dan mengeras.
Cara lain yang cukup ekstrim adalah dengan membakar gorengan tersebut. Apabila dibakar, gorengan plastik akan langsung terbakar. Sedangkan gorengan biasa tidak akan terbakar, namun menghitam,
9. MAKANAN KADALUARSA
Saat Lebaran tiba, biasanya banyak orang yang menjual makanan dan minuman dengan harga sangat murah. Jangan girang dulu !!! Anda justru harus waspada. Coba perhatikan tanggal kadaluarsa produk. Biasanya tanggal tersebut tidak ada atau pun bahkan kosong. Besar kemungkinan produk yang dijual tersebut adalah produk kadaluarsa.
Kok bisa ada makanan kadaluarsa dijual?
Ya, bisa saja. Soalnya bukan perusahaan produksi makanan itu yang menjual, melainkan oknum tertentu yang sengaja mengambil produk itu dari tempat pembuangan akhir, atau bahkan dari gudang penampungan sebuah distributor tertentu. Produk itu kemudian dibuat sedemikian rupa, sehingga tampak produk baru. Paling umum yang dilakukan oleh penjual nakal adalah dengan menghapus tanggal kadaluarsa, mengosongkan tangal tersebut, atau - yang paling canggih - mencetak ulang tanggal kadaluarsa dengan tanggal baru.
Agar tidak dicurigai, produk tersebut biasanya dijual di pinggir jalan, kaki-lima, atau bahkan di pasar. Harganya yang sangat miring dibandingkan produk sejenis di Super Market, sudah pasti menggoda Konsumen untuk membelinya.
Produk kadaluarsa tersebut bisa bermacam-macam : mie instan, makanan kaleng, minuman ringan, dan lain-lain.
Polisi kerap melakukan razia dan penyitaan produk kadaluarsa, terutama menjelang Bulan Puasa dan Lebaran. Meski demikian, masih banyak oknum yang menjual produk ini. Alasan sederhananya : karena masih banyak Konsumen yang cari. Padahal Konsumen tahu, kalau risiko terberat dari memakan makanan kadaluarsa adalah kematian. Masa sih masih juga nyari makanan ginian? Hadeuh.... !!!!
10. CENDOL DAN CINCAU PALSU
Setahun kemarin merebak kasus adanya cendol dan cincau palsu di pasaran. Sebenarnya dari warna saja sudah terlihat produk tersebut palsu. Namun entah mengapa, banyak orang kecolongan dan tetap mengonsumsi makanan berbahaya tersebut.
Produk cencol dan cincau palsu biasanya dibuat dari soda kue yang dicampur rhodamin B (pewarna tekstil) dan boraks. Sekilas secara bentuk, makanan ini tampak sangat mirip aslinya. Perbedaannya pada saat diraba. Cendol palsu jauh lebih lembek dan mudah hancur. Begitu juga dengan cincau palsu yang juga lembek encer. Dari warna, cendol palsu seringkali terlihat sangat mencolok. Hal yang sama dengan cincau palsu yang juga tampak sangat pekat. Pada saat dimakan, akan terasa sekali kalau rasanya sepat dan tidak enak di lidah.
Seperti banyak orang ketahui, Rhodamin B adalah pewarna tekstil yang tidak boleh dikonsumsi. Hal yang sama dengan boraks yang merupakan pengawet berbahaya. Mengonsumsi bahan kimia ini dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan tubuh, gangguan pencernaan, hingga kematian jika dikonsumsi dalam takaran yang cukup besar.
Ada beberapa makanan (atau bahan makanan) dan minuman berbahaya yang saat ini beredar dan ada di sekeliling kita. Tidak ada salahnya kita lebih waspada dalam membeli dan mengonsumsi makanan tersebut. Apalagi kalau harganya murah. Daripada menyimpan racun dalam tubuh, mending Anda antisipasi dengan mengetahui makanan apa saja yang dapat meracuni tubuh Anda tersebut.
1. BERAS PLASTIK
Beberapa hari belakangan ini, Indonesia digemparkan dengan laporan temuan beras plastik yang merupakan produk impor dari Tiongkok. Dalam penyidikan, ditemukan kalau beras ini merupakan produk yang terbuat dari kentang, ketela rambat, dan bahan sintetis resin (bahan dasar untuk membuat plastik). Ngerinya, beras ini ternyata sudah ada dan beredar di pasar Indonesia sejak 14 tahun silam !!!
Untuk mengelabui Pembeli, beras ini biasanya dicampur dengan beras asli dengan takaran tertentu, sehingga Pembeli tidak dapat membedakan beras plastik dan beras asli. Satu-satunya cara untuk bisa membedakan beras tersebut adalah dengan memasaknya. Ketika dimasak, beras plastik akan tetap keras, sedangkan beras asli akan lembek.
2. DAGING DOMBA PALSU
Karena tingginya harga daging domba, maka banyak pedagang yang mencari cara untuk bisa "menyuplai" kebutuhan daging tersebut kepada konsumen dengan harga yang lebih kompetitif. Karena itu, muncullah Daging Domba Super Murah. Eits... Jangan kira daging yang dijual adalah daging Domba Asli. Justru daging yang digunakan adalah daging tikus, cerpelai, dan rubah yang dipadatkan dengan mengunakan zat kimia nitrat, gelatine, dan carmine.Tentu penggunaan zat kimia ini sangat berbahaya bagi tubuh, karena dapat memicu munculnya kanker.
Jika dilihat secara kasat mata, Daging Domba Palsu tidak ada bedanya dengan daging domba asli. Perbedaannya baru terlihat ketika daging itu direbus. Daging Domba Palsu akan terbelah dan terpecah-pecah ketika dimasak, sedangkan Daging Domba Asli akan tetap utuh layaknya daging gelondongan.
3. TAHU PALSU
Tahu sudah menjadi makanan sejuta umat. Tidak saja di dunia, tetapi juga di dunia. Tapi apa yang terjadi jika bahan bakunya - yang mayoritas diimpor - mengalami lonjakan harga yang cukup tinggi dan tidak terbeli oleh produsen? Ya, tidak ada cara lain selain membuat Produk Palsu yang "mirip" tahu.
Biasanya Tahu Palsu dibuat dari protein kedelai (bukan kacang kedelai !!) yang dicampur dengan tepung, zat kimia monosodium glutamate, pigmen, dan es. Untuk memberikan warna alami atau warna kuning kunyit serta membuat "tahu" lebih kenyal sehinga mudah dikonsumsi, biasa ditambahkan zat rogalite (pewarna tekstil). Padahal zat itu berbahaya dan dapat menyebabkan kanker.
4. ROTI & KORNET KARDUS
Ngeri sekali saat saya tahu ada orang yang sanggup membuat roti dan daging kornet berbahan dasar kardus. Ya, "teknologi" ini sudah dilakukan oleh beberapa pengusaha roti di Tiongkok beberapa puluh tahun silam. Mereka biasanya memotong-motong kardus bekas hingga menjadi potong kecil, lalu dicampur soda api (bahan dasar sabun), lalu dicampur zat perasa daging, dan beberapa zat kimia lain. Setelah itu, kardus pun dibentuk layaknya roti siap konsumsi.
Hal yang sama juga dilakukan pada kornet, di mana kardus tersebut direcah hingga menjadi serpihan kecil, kemudian dipadatkan dengan dicampurkan bumbu penyedap, perasa daging, serta beberapa zat kimia, yang membuat kardus tersebut tampak seperti daging cincang. Setelah itu, "daging" dimasukkan ke dalam kaleng lalu dijual.
5. MIE BORAKS DAN FORMALIN
Mie jenis ini sangat marak dan banyak dijual di pasar tradisional di Indonesia. Sekilas, mie ini tidak ada bedanya dengan mie biasa. Tetapi cobalah Anda beli dan diamkan selama 1 minggu. Jika mie tersebut tidak berbau apalagi berlendir, maka dapat dipastikan mie tersebut mengandung zat kimia boraks atau formalin.
Pada umumnya, mie dibuat dari tepung terigu,garam, dan minyak nabati. Karena bahannya yang alami, mie tidak bertahan lama. Biasanya setelah lewat dari 48 jam, sudah akan mengeluarkan bau tengik dan rasanya asam. Namun, dengan pertimbangan ekonomis - di mana pengusaha mie akan merugi jika mie yang diproduksinya cepat berubah - maka ditambahkanlah boraks atau formalin ke dalam mie tersebut. Pemilihan bahan kimia itu bukan tanpa alasan. Selain murah dan mudah diperoleh, boraks dan formalin adalah pengamet yang mudah digunakan. Padahal kedua bahan itu biasanya digunakan untuk pengawet mayat.
6. MAKANAN RINGAN
Belakangan ini banyak makanan ringan yang beredar tanpa izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sayangnya, tidak banyak orang yang memperhatikan hal itu. Padahal izin BPOM diperlukan sebagai pernyataan kalau makanan tersebut layak dikonsumsi. Akibat ketidaktahuan dan ketidakperdulian masyarakat, akhirnya dijadikan celah bagi pengusaha nakal untuk menjual produk makanan mereka yang menggunakan bahan-bahan berbahaya.
Karena itu sekarang ini banyak bermunculan makanan ringan berharga murah yang dijual dalam kemasan plastik. Makanan tersebut adalah yang berbentuk soft ball, biskuit, dan serbuk susu tersebut disinyalir menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat memicu alergi pada anak-anak. Bahkan, dalam tingkat ekstrim jika dikonsumsi dalam jumlah besar, dapat menyebabkan kematian.
Satuan Kepolisian bekerja sama dengan BPOM sudah sering melakukan penggerebekan ke pabrik pembuat produk ini, penyitaan produk di pasar, warung, dan kantin sekolah. Meski demikian, tetap masih saja ada Pengusaha Nakal yang tetap memproduksi dan menjual produk ini ke sekolah, warung, dan tempat jajan anak-anak pada umumnya. Karena itu, orang tua harus lebih cermat dalam menyikapi produk jajanan yang dibeli anak-anak mereka, terutama di tempat-tempat jajan anak sekolah ada umumnya.
7. AIR MINUM MINERAL
Beberapa tahun yang lalu sempat muncul kehebohan karena ada oknum yang memalsukan salah satu produk air minum mineral terkenal di Indonesia dengan menjual produk tersebut menggunakan air mentah. Ya, air yang digunakan adalah air mentah yang diambil langsung dari selokan, air sumur, dan sumber air lain yang tidak kebersihannya diragukan. Untuk menjernihkan serta menghilangkan bau air tersebut, oknum tersebut memberikan campuran tawas ke dalam air.
Air memang langsung jernih dan tampak bersih. Namun masalahnya, bakteri dan virus yang ada di dalam air itu tidak serta-merta mati. Jika sampai diminum, bisa ditebak apa akibatnya bagi manusia : diare, meningitis, gangguan pencernaan, penyakit hati, dan lain-lain.
Untuk membedakan mana air mineral asli dan palsu, beberapa orang menggunakan metode dengan menerawangkan botol air mineral ke lampu. Pada botol air mineral palsu, akan terlihat ada benda asing kecil yang melayang-layang di air. Bahkan jika "beruntung", Anda dapat melihat jentik-jentik nyamuk sedang berenang. Yaiks.....
8. GORENGAN BERPLASTIK
Gorengan sudah terkenal sebagai makanan tidak sehat karena berkolesterol, dan sering kali dibuat dengan minyak goreng yang sudah dipakai berkali-kali. Nah, apa jadinya kalau gorengan tersebut dibuat dengan menggunakan minyak berplastik?
Sudah beberapa tahun terakhir ini banyak orang menemukan adanya penjual gorengan nakal yang mencampurkan minyak goreng mereka dengan plastik. Caranya saat memanaskan minyak goreng, penjual gorengan mencelupkan produk berbahan plastik seperti sedotan atau plastik lembaran ke dalam minyak goreng panas. Setelah bahan tersebut mencair dan menyatu dengan minyak goreng, barulah mereka menggoreng gorengan yang akan mereka jual.
Tindakan ini dilakukan agar gorengan yang dijual awet hingga dua - tiga hari, sehingga sang penjual bisa menjual lagi sisa produk mereka untuk beberapa hari ke depan. Di sisi penjual, hal ini bisa menguntungkan dirinya. Tapi sebaliknya, Konsumen yang memakan produk ini akan mendapat getahnya karena produk ini sangat berbahaya bagi tubuh.
Ada pun plastik yang digunakan untuk menggoreng, akan menempel ke dalam gorengan. Masalahnya plastik adalah produk yang tidak dapat diurai oleh pencernaan tubuh. Bahkan plastik butuh waktu jutaan tahun untuk bisa terurai. Jadi, saat dikonsumsi, sisa plastik akan tinggal di tubuh manusia. Jika konsumsi gorengan ini dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu panjang, tubuh akan mengalami keracunan. Dan efek panjangnya dapat membuat Konsumen menderita kanker.
Salah satu cara untuk membedakan mana gorengan yang menggunakan plastik dan mana gorengan alami adalah dengan memperhatikan gorengan itu dalam kondisi dingin. Pada saat dingin, gorengan dengan plastik akan terlihat bintik-bintik putih bekas plastik. Hal yang sama jika Anda membelah gorengan itu. Bintik itu akan terlihat di dalam gorengan. Selain itu, gorengan akan kenyal seperti karet. Sedangkan gorengan alami biasanya tidak memiliki bintik-bintik tersebut. Malah ukurannya akan menyusut dan mengeras.
Cara lain yang cukup ekstrim adalah dengan membakar gorengan tersebut. Apabila dibakar, gorengan plastik akan langsung terbakar. Sedangkan gorengan biasa tidak akan terbakar, namun menghitam,
9. MAKANAN KADALUARSA
Saat Lebaran tiba, biasanya banyak orang yang menjual makanan dan minuman dengan harga sangat murah. Jangan girang dulu !!! Anda justru harus waspada. Coba perhatikan tanggal kadaluarsa produk. Biasanya tanggal tersebut tidak ada atau pun bahkan kosong. Besar kemungkinan produk yang dijual tersebut adalah produk kadaluarsa.
Kok bisa ada makanan kadaluarsa dijual?
Ya, bisa saja. Soalnya bukan perusahaan produksi makanan itu yang menjual, melainkan oknum tertentu yang sengaja mengambil produk itu dari tempat pembuangan akhir, atau bahkan dari gudang penampungan sebuah distributor tertentu. Produk itu kemudian dibuat sedemikian rupa, sehingga tampak produk baru. Paling umum yang dilakukan oleh penjual nakal adalah dengan menghapus tanggal kadaluarsa, mengosongkan tangal tersebut, atau - yang paling canggih - mencetak ulang tanggal kadaluarsa dengan tanggal baru.
Agar tidak dicurigai, produk tersebut biasanya dijual di pinggir jalan, kaki-lima, atau bahkan di pasar. Harganya yang sangat miring dibandingkan produk sejenis di Super Market, sudah pasti menggoda Konsumen untuk membelinya.
Produk kadaluarsa tersebut bisa bermacam-macam : mie instan, makanan kaleng, minuman ringan, dan lain-lain.
Polisi kerap melakukan razia dan penyitaan produk kadaluarsa, terutama menjelang Bulan Puasa dan Lebaran. Meski demikian, masih banyak oknum yang menjual produk ini. Alasan sederhananya : karena masih banyak Konsumen yang cari. Padahal Konsumen tahu, kalau risiko terberat dari memakan makanan kadaluarsa adalah kematian. Masa sih masih juga nyari makanan ginian? Hadeuh.... !!!!
10. CENDOL DAN CINCAU PALSU
Setahun kemarin merebak kasus adanya cendol dan cincau palsu di pasaran. Sebenarnya dari warna saja sudah terlihat produk tersebut palsu. Namun entah mengapa, banyak orang kecolongan dan tetap mengonsumsi makanan berbahaya tersebut.
Produk cencol dan cincau palsu biasanya dibuat dari soda kue yang dicampur rhodamin B (pewarna tekstil) dan boraks. Sekilas secara bentuk, makanan ini tampak sangat mirip aslinya. Perbedaannya pada saat diraba. Cendol palsu jauh lebih lembek dan mudah hancur. Begitu juga dengan cincau palsu yang juga lembek encer. Dari warna, cendol palsu seringkali terlihat sangat mencolok. Hal yang sama dengan cincau palsu yang juga tampak sangat pekat. Pada saat dimakan, akan terasa sekali kalau rasanya sepat dan tidak enak di lidah.
Seperti banyak orang ketahui, Rhodamin B adalah pewarna tekstil yang tidak boleh dikonsumsi. Hal yang sama dengan boraks yang merupakan pengawet berbahaya. Mengonsumsi bahan kimia ini dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan tubuh, gangguan pencernaan, hingga kematian jika dikonsumsi dalam takaran yang cukup besar.
Comments
Post a Comment