10 Teori Sains "Legendaris" Yang Kini Terbukti Keliru
Selama ini banyak ilmuan yang merilis berbagai teori sains mereka, lewat media massa, maupun ajaran. Meski pun mereka adalah pakar ilmu dan ilmuan, dan teori mereka diterima masyarakat luas, ternyata tidak semua teori mereka itu benar. Berikut ini adalah beberapa teori sains terkenal yang belakangan ini terbukti keliru. Jika sudah keburu menyakini kebenarannya, kini sudah saatnya Anda menghapus teori itu dari ingatan.
1. TEORI BLANK SLATE (TABULA RASA)
Teori paling populer sekaligus kontroversial ini dipekenalkan oleh Aristoteles di depan para pastor dari St. Thomas Aquinas. Teori ini menyebutkan bahwa orang yang baru lahir tidak memiliki kepribadian dan "kosong". Karena itu bayi yang baru lahir sering digambarkan sebagai jiwa bersih seperti kertas putih yang polos tanpa cela. Kepribadiannya baru terbentuk setelah orang tersebut mengalami serangkaian pengalaman hidup dan terpengaruh lingkungan sekitar. Hal ini diperkuat oeh Sigmund Freud yang mengemukakan teori yang sama.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi, ditemukan bahwa setiap manusia memiliki gen dan kromosom yang mengatur kepribadian seseorang. Artinya, kepribadian manusia sebenarnya sudah terbentuk saat masih berbentuk janin. Selain itu, para ahli pernah melakukan penitian terhadap anak adopsi dan anak kembar yang dibesarkan di keluarga yang berbeda, dan menemukan fakta bahwa meski diasuh dengan cara dan budaya yang berbeda, anak-anak tersebut masih tetap menunjukkan kemiripan sifat dan kebiasaan orang tua asli mereka.
2. PHRENOLOGI :
Ilmu ini adalah bagian dari Neuroscience yang diperkenalkan sejak tahun 1800 dan hingga hari ini menjadi salah satu bagian ilmu syaraf tertua saat ini. Secara sederhana, ilmu ini mengajarkan bahwa kemampuan individu, baik kecerdasan, agresi, kesukaan akan musik tertentu, hobi, kreativitas, dan lain-lain diatur oleh bagian otak yang berbeda. Bagian otak yang mengatur hal itu dapat dipetakan untuk menentukan kemampuan seseorang. Semakin besar bagian tersebut, semakin besar pula potensi orang tersebut pada hal yang terpetakan di bagian otak tersebut. Sedikitnya setiap manusia memiliki 27 area pada otak yang dapat dipetakan berdasarkan kemampuannya, termasuk di dalamnya area untuk memahami warna, suara, udara, dan lain-lain.
Sains modern kemudian mengadakan penelitian lebih dalam dan menemukan bahwa tidak mungkin otak dapat dipetakan seperti yang diajarkan Phrenologi karena tidak ada bukti ilmiah yang dapat mendukung kalau otak benar-benar dapat terpetakan. Selain itu, pemetaan otak tersebut justru kemudian disalahgunakan orang-orang tertentu untuk kepentingan pribadi (biasanya akademis), seperti mengarahkan seseorang ke mata kuliah atau jurusan pendidikan tertentu, yang belum tentu sesuai dengan kemampuan orang tersebut.
3. PROTON, NEUTRON, DAN ELECTRONS ADALAH PARTIKEL TERKECIL
Dalam dunia Kimia, kita diajarkan kalau unit individu terkecil saat ini adalah Proton, Neutron dan Eletron. Ketiga komponen inilah yang nantinya bergabung dan menjadi atom. Teori ini diperkenalkan oleh Ahli Fisika J.J. Thompson, Ernest Rutherford, James Chadwick, dan Neils Bohr di awal abad 20. Hingga hari ini, sekolah masih mengajarkan hal ini kepada murid-muridnya.
Padahal, dunia sains masa kini telah menemukan bahwa ada partikel yang jauh lebih kecil lagi daripada ketiga komponen itu, yaitu Boson, Anti-Elektron, dan Muon Neutrinos. Apakah ketiga partikel ini merupakan partikel terkecil yang pernah ada? Untuk saat ini, jawabannya : Ya. Jika teknologi dan sains berkembang lebih baik lagi dalam 50 - 60 tahun mendatang, tidak menutup kemungkinan manusia akan berhasil "menemukan" kembali partikel yang jauh lebih kecil daripada Boson, Anti-Elektron, dan Muon Neutrinos.
4. PHLOGISTON :
Sebuah teori tentang elemen bumi pernah mencuat tahun 1667 silam. Adalah Johann Joachim Becher yang menambahkan elemen bumi (tanah, air, udara, api, dan ether) yaitu Phlogiston. Menurutnya, Phlogiston adalah elemen yang memiliki sifat seperti api tetapi bukan bagian dari api. Setiap benda memiliki unsur phlogiston yang memungkinkan benda itu terbakar. Saat dibakar, benda tersebut akan melepaskan phlogiston, yang kemudian diserap oleh udara. Proses penyerapan phlogiston oleh udara akan menyebabkan benda tersebut terbakar.
Di masa kini, kita telah tahu dan belajar kalau suatu benda dapat terbakar karena adanya oksigen (atau agen oksidasi) yang memungkinkan suatu barang mudah tersulut api. Dan elemen bernama "Phlogiston" tidak pernah ada.
5. BENDA BERAT LEBIH CEPAT JATUH DARIPADA BENDA RINGAN
Salah satu teori tertua yang hingga hari ini masih banyak dipercaya orang adalah teori ini. Jauh sebelum Newton menemukan Teori Gravitasinya yang terkenal, Aristoteles telah membuat teori tentang hal ini. Teori ini sebenarnya sudah pernah dibuktikan keliru oleh Gallileo di akhir abad 16, ketika dia menjatuhkan beberapa benda (dari yang ringan hingga berat) dari atas Menara Pisa. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukannya, Gallileo menemukan bahwa tidak perduli benda berat atau ringan (kecuali kertas dan bulu, karena sangat dipengaruhi oleh tiupan angin sekitar), waktu jatuhnya sama.
Di abad 17, Isaac Newton pun sebenarnya telah mendiskripsikan bahwa jatuhnya suatu benda adalah karena gravitasi yang mana tidak ada korelasinya dengan ukuran maupun berat benda tersebut. Di abad 20, Albert Einstein juga menemukan hal yang sama, bahwa jatuhnya suatu barang tidak bergantung dari ukuran dan berat, namun dari ruang (benda di ruang hampa akan jatuh lebih lambat daripada ruang biasa).
Meski fakta ini telah dibuktikan, namun para ilmuan masih terus meneliti untuk membuktikan bahwa benda berat jatuh lebih cepat daripada benda ringan. Mereka tidak saja menganalisasi dari segi makroskopik, tetapi juga mikroskopik dan subatomik. Benar-benar ilmuan yang gigih, dan keras kepala.
6. SUHU "TERPANAS" BAGIAN TUBUH MANUSIA ADALAH KEPALA
Banyak orang berpendapat bahwa suhu "terpanas" dari bagian tubuh manusia adalah kepala. Hal ini dikarenakan kepala memiliki syaraf peredaran darah paling banyak. Selain itu, kening dan telinga manusia selalu dalam kondisi hangat, sedangkan bagian tubuh lain belum tentu sehangat bagian tersebut. Itulah mengapa jika ada orang sakit, yang pertama diperiksa adalah suhu keningnya.
Namun fakta ini benar-benar sangat keliru.Pada kenyataannya seluruh bagian tubuh manusia memiliki suhu yang sama. Ini bisa dibuktikan dengan melakukan percobaan sederhana dengan termometer. Di mana pun termometer ditempatkan, suhu yang dihasilkan akan selalu sama. Hal yang sama jika seseorang memasuki alat pemindai suhu tubuh, akan tampak kalau semua bagian tubuh manusia akan memiliki tingkat suhu yang sama.
7. SETIAP BAGIAN LIDAH MENDETEKSI RASA YANG BERBEDA
Saya ingat semasa SMA dulu pernah melihat sebuah gambar "peta rasa" lidah di mana setiap bagian lidah mendeteksi rasa yang berbeda. Dan rasanya lebih dari separuh manusia di bumi pun berpikir hal yang sama. Karena itu, Anda mungkin pernah melihat seseorang meletakkan pil yang pahit ke bagian belakang lidah (dekat tenggorokan) agar pil tersebut terasa manis. Atau orang makan dengan meletakkan makanan di bagian kiri dan kanan mulutnya agar lidahnya mendeteksi asin-tidaknya makanan tersebut. Teori bahwa setiap bagian lidah mendeteksi rasa yang berbeda ini diperkenalkan oleh Auguste Escoffier, yang tidak lain "hanyalah" seorang chef asal Perancis yang pernah hidup di abad 19.
Teori ini sebenarnya sudah dipatahkan oleh Kikunae Ikeda, seorang ahli kimia Jepang di awal abad 20 yang berhasil menemukan kalau lidah mengandung asam glutamik yang mampu mendeteksi rasa. Karena itulah tidak perduli di bagian manapun seseorang meletakkan makanannya di lidah, rasanya akan sama saja di semua bagian. Temuan Kikunae Ikeda tidak diterima hingga akhir abad 20, saat para ilmuan meneliti sendiri teori Ikeda, dan membuktikan sendiri kalau teori Ikeda benar.
8. BUNGLON MENGUBAH WARNA KULIT UNTUK MENYARU
Di sekolah, guru mengajarkan kalau untuk menghindari musuh, bunglon selalu mengubah warna kulitnya, untuk menyaru menyerupai warna tumbuhan di sekitar. Ajaran ini sebenarnya tidak salah. Memang berubahnya warna kulit agar sama dengan lingkungan adalah salah satu "senjata" bunglon dalam bertahan hidup dan terhindar dari serangan predator.
Namun penelitian lebih mendalam menunjukkan kalau perubahan warna kulit bunglon ternyata tidak selalu menyerupai lingkungannya. Kulit bunglon mengandung zat chromotophores yang mampu berubah-ubah, dan perubahan ini tergantung dari mood atau perasaan sang bunglon. Jadi tidak berarti saat bunglon berada di lingkungan berwarna hijau, dia akan hijau. Bisa jadi kalau sedang merah atau emosi, warna kulit bunglon berubah menjadi merah atau orange.
9. MANUSIA ADALAH MAHLUK HIDUP SATU-SATUNYA DI ALAM SEMESTA
Teori ini sudah dikumandangkan oleh manusia berabad-abad silam. Hal ini didasarkan pada cerita yang menyebutkan bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi, serta isinya, termasuk manusia. Berdasarkan cerita ini, maka orang-orang mengasumsikan bahwa hanya manusialah mahluk hidup di alam semesta ini. Jadi ketika ada berita kalau ada mahluk lain yang hidup di alam semesta, manusia menganggapnya sebagai hoax.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi serta fakta-fakta temuan kemunculan piring terbang di dunia, teori yang mengatakan "manusia adalah satu-satunya penghuni alam semesta" sudah terpatahkan. Banyak ahli yang tadinya menyanggah tentang keberadaan mahluk lain di alam semesta (yang dikenal dengan sebutan" alien"), kini perlahan-lahan mulai bisa menerima bahwa manusia tidak hidup sendiri di alam semesta ini.
Tahun 2011 silam, Pemerintah Amerika Serika merilis laporan FBI, NSA, dan CIA yang menyebutkan tentang adanya temuan UFO / piring terbang dan kontak dengan mahluk asing tersebut sepanjang 50 tahun terakhir ini. Bahkan terdapat beberapa rekaman film dan foto (yang sudah dipastikan bukan hoax) yang menunjukkan perjumpaan, temuan, dan kontak antara manusia dengan mahluk asing tersebut.
Meski bukti tersebut telah ada, yang masih menjadi rahasia hingga hari ini adalah tujuan kedatangan mahluk tersebut ke dunia. Apakah hanya meneliti manusia (karena mereka pun mungkin menduga manusia adalah "alien" seperti mereka)? Atau ada niat untuk menguasai dunia?
10. GLOBAL WARMING DISEBABKAN OLEH MANUSIA
Sudah lebih dari dua dekade, isu Global Warming menjadi pembicaraan yang hangat di seantero dunia. Para pecinta linkungan menuding bahwa global warming yang terjadi saat ini disebabkan oleh perilaku manusia yang terlalu mengeksploitasi alam dan lingkungan. Polusi udara yang disebabkan oleh asap karbon dioksida yang keluar dari pabrik dan kendaraan, dan berkuranganya lahan hijau akibat penebangan liar adalah penyebab utama suhu dunia memanas dan ozon menipis. Apakah benar manusia yang paling
bertanggung jawab atas global warming?
Dari penelitian yang dilakukan belakangan ini, ditemukan bahwa kontribusi manusia dalam "memanaskan dunia" lewat emisi CO2 di kendaraan hanya 3%. Bahkan Piers Corbyn, pendiri Weather Action Foundation menyebutkan bahwa gas CO2 memiliki efek zero dalam pemanasan global dunia. Jadi apa sebenarnya yang menyebabkan peningkatan suhu ini?
Jawabannya : Alam semestalah penyebabnya.
Naiknya suhu dunia disebabkan oleh perubahan suhu matahari yang saat ini sedang berada di puncak ekstrim. Sejak tahun 2002 hingga 2013, matahari mengalami peningkatan suhu yang signifikan, yang mempengaruhi suhu planet-planet di sekitarnya, termasuk bumi. Tercatat pada tahun 2012, matahari bergolak dan suhunya meningkat cukup tajam, bahkan memunculkan kobaran besar yang dikenal para astronom dengan Flare AR1515 yang kala itu semua mencuat setinggi 191.000 km dari permukaan matahari. Kobaran ini melepaskan energi radiasi panas yang menghantam planet-planet di sekitar. Bumi pun terkena imbasnya. Tercatat suhu udara di beberapa tempat di dunia naik cukup tajam kala itu, dan menyebabkan banyak orang meninggal karena panas yang menyengat.
Setelah itu, suhu matahari akan turun, yang menyebabkan suhu di sekitar pun ikut turun. Hal ini sudah terbukti di mana pada Desember 2013 - Januari 2014 beberapa negara mulai mengalami musim dingin yang sangat ekstrim. Bahkan Air Terjun Niagara pun membeku akibat dingin yang luar biasa.
1. TEORI BLANK SLATE (TABULA RASA)
Teori paling populer sekaligus kontroversial ini dipekenalkan oleh Aristoteles di depan para pastor dari St. Thomas Aquinas. Teori ini menyebutkan bahwa orang yang baru lahir tidak memiliki kepribadian dan "kosong". Karena itu bayi yang baru lahir sering digambarkan sebagai jiwa bersih seperti kertas putih yang polos tanpa cela. Kepribadiannya baru terbentuk setelah orang tersebut mengalami serangkaian pengalaman hidup dan terpengaruh lingkungan sekitar. Hal ini diperkuat oeh Sigmund Freud yang mengemukakan teori yang sama.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi, ditemukan bahwa setiap manusia memiliki gen dan kromosom yang mengatur kepribadian seseorang. Artinya, kepribadian manusia sebenarnya sudah terbentuk saat masih berbentuk janin. Selain itu, para ahli pernah melakukan penitian terhadap anak adopsi dan anak kembar yang dibesarkan di keluarga yang berbeda, dan menemukan fakta bahwa meski diasuh dengan cara dan budaya yang berbeda, anak-anak tersebut masih tetap menunjukkan kemiripan sifat dan kebiasaan orang tua asli mereka.
2. PHRENOLOGI :
Ilmu ini adalah bagian dari Neuroscience yang diperkenalkan sejak tahun 1800 dan hingga hari ini menjadi salah satu bagian ilmu syaraf tertua saat ini. Secara sederhana, ilmu ini mengajarkan bahwa kemampuan individu, baik kecerdasan, agresi, kesukaan akan musik tertentu, hobi, kreativitas, dan lain-lain diatur oleh bagian otak yang berbeda. Bagian otak yang mengatur hal itu dapat dipetakan untuk menentukan kemampuan seseorang. Semakin besar bagian tersebut, semakin besar pula potensi orang tersebut pada hal yang terpetakan di bagian otak tersebut. Sedikitnya setiap manusia memiliki 27 area pada otak yang dapat dipetakan berdasarkan kemampuannya, termasuk di dalamnya area untuk memahami warna, suara, udara, dan lain-lain.
Sains modern kemudian mengadakan penelitian lebih dalam dan menemukan bahwa tidak mungkin otak dapat dipetakan seperti yang diajarkan Phrenologi karena tidak ada bukti ilmiah yang dapat mendukung kalau otak benar-benar dapat terpetakan. Selain itu, pemetaan otak tersebut justru kemudian disalahgunakan orang-orang tertentu untuk kepentingan pribadi (biasanya akademis), seperti mengarahkan seseorang ke mata kuliah atau jurusan pendidikan tertentu, yang belum tentu sesuai dengan kemampuan orang tersebut.
3. PROTON, NEUTRON, DAN ELECTRONS ADALAH PARTIKEL TERKECIL
Dalam dunia Kimia, kita diajarkan kalau unit individu terkecil saat ini adalah Proton, Neutron dan Eletron. Ketiga komponen inilah yang nantinya bergabung dan menjadi atom. Teori ini diperkenalkan oleh Ahli Fisika J.J. Thompson, Ernest Rutherford, James Chadwick, dan Neils Bohr di awal abad 20. Hingga hari ini, sekolah masih mengajarkan hal ini kepada murid-muridnya.
Padahal, dunia sains masa kini telah menemukan bahwa ada partikel yang jauh lebih kecil lagi daripada ketiga komponen itu, yaitu Boson, Anti-Elektron, dan Muon Neutrinos. Apakah ketiga partikel ini merupakan partikel terkecil yang pernah ada? Untuk saat ini, jawabannya : Ya. Jika teknologi dan sains berkembang lebih baik lagi dalam 50 - 60 tahun mendatang, tidak menutup kemungkinan manusia akan berhasil "menemukan" kembali partikel yang jauh lebih kecil daripada Boson, Anti-Elektron, dan Muon Neutrinos.
4. PHLOGISTON :
Sebuah teori tentang elemen bumi pernah mencuat tahun 1667 silam. Adalah Johann Joachim Becher yang menambahkan elemen bumi (tanah, air, udara, api, dan ether) yaitu Phlogiston. Menurutnya, Phlogiston adalah elemen yang memiliki sifat seperti api tetapi bukan bagian dari api. Setiap benda memiliki unsur phlogiston yang memungkinkan benda itu terbakar. Saat dibakar, benda tersebut akan melepaskan phlogiston, yang kemudian diserap oleh udara. Proses penyerapan phlogiston oleh udara akan menyebabkan benda tersebut terbakar.
Di masa kini, kita telah tahu dan belajar kalau suatu benda dapat terbakar karena adanya oksigen (atau agen oksidasi) yang memungkinkan suatu barang mudah tersulut api. Dan elemen bernama "Phlogiston" tidak pernah ada.
5. BENDA BERAT LEBIH CEPAT JATUH DARIPADA BENDA RINGAN
Salah satu teori tertua yang hingga hari ini masih banyak dipercaya orang adalah teori ini. Jauh sebelum Newton menemukan Teori Gravitasinya yang terkenal, Aristoteles telah membuat teori tentang hal ini. Teori ini sebenarnya sudah pernah dibuktikan keliru oleh Gallileo di akhir abad 16, ketika dia menjatuhkan beberapa benda (dari yang ringan hingga berat) dari atas Menara Pisa. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukannya, Gallileo menemukan bahwa tidak perduli benda berat atau ringan (kecuali kertas dan bulu, karena sangat dipengaruhi oleh tiupan angin sekitar), waktu jatuhnya sama.
Di abad 17, Isaac Newton pun sebenarnya telah mendiskripsikan bahwa jatuhnya suatu benda adalah karena gravitasi yang mana tidak ada korelasinya dengan ukuran maupun berat benda tersebut. Di abad 20, Albert Einstein juga menemukan hal yang sama, bahwa jatuhnya suatu barang tidak bergantung dari ukuran dan berat, namun dari ruang (benda di ruang hampa akan jatuh lebih lambat daripada ruang biasa).
Meski fakta ini telah dibuktikan, namun para ilmuan masih terus meneliti untuk membuktikan bahwa benda berat jatuh lebih cepat daripada benda ringan. Mereka tidak saja menganalisasi dari segi makroskopik, tetapi juga mikroskopik dan subatomik. Benar-benar ilmuan yang gigih, dan keras kepala.
6. SUHU "TERPANAS" BAGIAN TUBUH MANUSIA ADALAH KEPALA
Banyak orang berpendapat bahwa suhu "terpanas" dari bagian tubuh manusia adalah kepala. Hal ini dikarenakan kepala memiliki syaraf peredaran darah paling banyak. Selain itu, kening dan telinga manusia selalu dalam kondisi hangat, sedangkan bagian tubuh lain belum tentu sehangat bagian tersebut. Itulah mengapa jika ada orang sakit, yang pertama diperiksa adalah suhu keningnya.
Namun fakta ini benar-benar sangat keliru.Pada kenyataannya seluruh bagian tubuh manusia memiliki suhu yang sama. Ini bisa dibuktikan dengan melakukan percobaan sederhana dengan termometer. Di mana pun termometer ditempatkan, suhu yang dihasilkan akan selalu sama. Hal yang sama jika seseorang memasuki alat pemindai suhu tubuh, akan tampak kalau semua bagian tubuh manusia akan memiliki tingkat suhu yang sama.
7. SETIAP BAGIAN LIDAH MENDETEKSI RASA YANG BERBEDA
Saya ingat semasa SMA dulu pernah melihat sebuah gambar "peta rasa" lidah di mana setiap bagian lidah mendeteksi rasa yang berbeda. Dan rasanya lebih dari separuh manusia di bumi pun berpikir hal yang sama. Karena itu, Anda mungkin pernah melihat seseorang meletakkan pil yang pahit ke bagian belakang lidah (dekat tenggorokan) agar pil tersebut terasa manis. Atau orang makan dengan meletakkan makanan di bagian kiri dan kanan mulutnya agar lidahnya mendeteksi asin-tidaknya makanan tersebut. Teori bahwa setiap bagian lidah mendeteksi rasa yang berbeda ini diperkenalkan oleh Auguste Escoffier, yang tidak lain "hanyalah" seorang chef asal Perancis yang pernah hidup di abad 19.
Teori ini sebenarnya sudah dipatahkan oleh Kikunae Ikeda, seorang ahli kimia Jepang di awal abad 20 yang berhasil menemukan kalau lidah mengandung asam glutamik yang mampu mendeteksi rasa. Karena itulah tidak perduli di bagian manapun seseorang meletakkan makanannya di lidah, rasanya akan sama saja di semua bagian. Temuan Kikunae Ikeda tidak diterima hingga akhir abad 20, saat para ilmuan meneliti sendiri teori Ikeda, dan membuktikan sendiri kalau teori Ikeda benar.
8. BUNGLON MENGUBAH WARNA KULIT UNTUK MENYARU
Di sekolah, guru mengajarkan kalau untuk menghindari musuh, bunglon selalu mengubah warna kulitnya, untuk menyaru menyerupai warna tumbuhan di sekitar. Ajaran ini sebenarnya tidak salah. Memang berubahnya warna kulit agar sama dengan lingkungan adalah salah satu "senjata" bunglon dalam bertahan hidup dan terhindar dari serangan predator.
Namun penelitian lebih mendalam menunjukkan kalau perubahan warna kulit bunglon ternyata tidak selalu menyerupai lingkungannya. Kulit bunglon mengandung zat chromotophores yang mampu berubah-ubah, dan perubahan ini tergantung dari mood atau perasaan sang bunglon. Jadi tidak berarti saat bunglon berada di lingkungan berwarna hijau, dia akan hijau. Bisa jadi kalau sedang merah atau emosi, warna kulit bunglon berubah menjadi merah atau orange.
9. MANUSIA ADALAH MAHLUK HIDUP SATU-SATUNYA DI ALAM SEMESTA
Teori ini sudah dikumandangkan oleh manusia berabad-abad silam. Hal ini didasarkan pada cerita yang menyebutkan bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi, serta isinya, termasuk manusia. Berdasarkan cerita ini, maka orang-orang mengasumsikan bahwa hanya manusialah mahluk hidup di alam semesta ini. Jadi ketika ada berita kalau ada mahluk lain yang hidup di alam semesta, manusia menganggapnya sebagai hoax.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi serta fakta-fakta temuan kemunculan piring terbang di dunia, teori yang mengatakan "manusia adalah satu-satunya penghuni alam semesta" sudah terpatahkan. Banyak ahli yang tadinya menyanggah tentang keberadaan mahluk lain di alam semesta (yang dikenal dengan sebutan" alien"), kini perlahan-lahan mulai bisa menerima bahwa manusia tidak hidup sendiri di alam semesta ini.
Tahun 2011 silam, Pemerintah Amerika Serika merilis laporan FBI, NSA, dan CIA yang menyebutkan tentang adanya temuan UFO / piring terbang dan kontak dengan mahluk asing tersebut sepanjang 50 tahun terakhir ini. Bahkan terdapat beberapa rekaman film dan foto (yang sudah dipastikan bukan hoax) yang menunjukkan perjumpaan, temuan, dan kontak antara manusia dengan mahluk asing tersebut.
Meski bukti tersebut telah ada, yang masih menjadi rahasia hingga hari ini adalah tujuan kedatangan mahluk tersebut ke dunia. Apakah hanya meneliti manusia (karena mereka pun mungkin menduga manusia adalah "alien" seperti mereka)? Atau ada niat untuk menguasai dunia?
10. GLOBAL WARMING DISEBABKAN OLEH MANUSIA
Sudah lebih dari dua dekade, isu Global Warming menjadi pembicaraan yang hangat di seantero dunia. Para pecinta linkungan menuding bahwa global warming yang terjadi saat ini disebabkan oleh perilaku manusia yang terlalu mengeksploitasi alam dan lingkungan. Polusi udara yang disebabkan oleh asap karbon dioksida yang keluar dari pabrik dan kendaraan, dan berkuranganya lahan hijau akibat penebangan liar adalah penyebab utama suhu dunia memanas dan ozon menipis. Apakah benar manusia yang paling
bertanggung jawab atas global warming?
Dari penelitian yang dilakukan belakangan ini, ditemukan bahwa kontribusi manusia dalam "memanaskan dunia" lewat emisi CO2 di kendaraan hanya 3%. Bahkan Piers Corbyn, pendiri Weather Action Foundation menyebutkan bahwa gas CO2 memiliki efek zero dalam pemanasan global dunia. Jadi apa sebenarnya yang menyebabkan peningkatan suhu ini?
Jawabannya : Alam semestalah penyebabnya.
Naiknya suhu dunia disebabkan oleh perubahan suhu matahari yang saat ini sedang berada di puncak ekstrim. Sejak tahun 2002 hingga 2013, matahari mengalami peningkatan suhu yang signifikan, yang mempengaruhi suhu planet-planet di sekitarnya, termasuk bumi. Tercatat pada tahun 2012, matahari bergolak dan suhunya meningkat cukup tajam, bahkan memunculkan kobaran besar yang dikenal para astronom dengan Flare AR1515 yang kala itu semua mencuat setinggi 191.000 km dari permukaan matahari. Kobaran ini melepaskan energi radiasi panas yang menghantam planet-planet di sekitar. Bumi pun terkena imbasnya. Tercatat suhu udara di beberapa tempat di dunia naik cukup tajam kala itu, dan menyebabkan banyak orang meninggal karena panas yang menyengat.
Setelah itu, suhu matahari akan turun, yang menyebabkan suhu di sekitar pun ikut turun. Hal ini sudah terbukti di mana pada Desember 2013 - Januari 2014 beberapa negara mulai mengalami musim dingin yang sangat ekstrim. Bahkan Air Terjun Niagara pun membeku akibat dingin yang luar biasa.
Comments
Post a Comment