Istilah Penyakit ini Ternyata Hanya Dikenal di Indonesia
Anda tentu mengenal penyakit paru-paru basah, masuk angin, dan angin duduk. Tapi tahukah Anda bahwa penyakit tersebut sebenarnya tidak dikenal di dunia medis mana pun di dunia? Ya, nama-nama penyakit itu adalah "buatan" dokter Indonesia yang telah "diperkenalkan" kepada masyarakat sejak jaman Belanda dulu. Sebenarnya dokter Indonesia di masa sekarang tahu kalau nama penyakit tersebut keliru secara terminologi istilah medis. Namun entah kenapa, hingga hari ini tidak satu pun dokter yang mau meralat istilah tersebut. Mungkin pertimbangan nama tersebut sudah dikenal sejak awal, dan mungkin susah menjelaskan istilah sebenarnya, maka tetaplah dokter kita menggunakan nama tersebut.
Sebenarnya tidak masalah sih, selama kita berobat di kota mana pun di Indonesia.
Tapi akan jadi masalah jika kita berobat ke luar negeri. Bagaimana kita menjelaskan nama tersebut kepada dokter di luar negeri? Apakah paru-paru basah harus kita sebut "wet lungs"? Atau gejala masuk angin kita katakan "trapped wind" atau "enter the wind"?
Jika berminat berobat ke luar negeri karena beberapa penyakit berikut, ada baiknya Anda tahu dulu istilah medis penyakit ini, sebelum mempermalukan diri Anda sendiri di hadapan dokter-dokter luar negeri.
PARU-PARU BASAH
Salah satu "istilah medis" di Indonesia yang paling tidak jelas artinya adalah Paru-paru Basah. Pada umumnya, paru-paru semua manusia selalu basah karena berada di dalam tubuh dan "dibanjiri" darah karena paru-paru merupakan tempat pertukaran O2 dengan CO2 lewat hemoglobin yang berada dalam sel darah merah. Jadi secara logika, paru-paru manusia selalu basah dan tidak pernah kering, kecuali manusia tersebut telah lama mati.
Dalam dunia kedokteran, kondisi yang kita kenal dengan sebutan "paru-paru basah" tersebut bernama Pneumonia, yaitu terjadinya infeksi pada kantong udara dalam paru-paru (alveoli) di mana kantong tersebut dipenuhi nanah dan cairan, sehingga kemampuan menyerap oksigen berkurang. Infeksi bisa terjadi karena bakteri, virus, mikroplasma, jamur, senyawa kimia, dan lain-lain. Pneumonia bisa terjadi karena kuman terhirup hidung dan mulut. Penderita biasanya mengalami batuk kering terus-menerus, kemudian berlanjut menjadi batuk berdahal tebal (sputum) bercampur darah. Jika batuk ini dibiarkan terus, maka penderita akan mengalami penurunan berat badan, demam, sesak nafas akut, nafsu makan menurun, dan nyeri dada. Penyakit ini bisa diobati dengan makan antibiotik dan menjaga kebersihan lingkungan.
MASUK ANGIN
Salah satu penyakit yang juga cukup membingungkan banyak orang (terutama ekspatriat atau dokter luar negeri) adalah "masuk angin". Penyakit ini tidak dikenal di luar negeri dan bahkan dianggap sebagai mitos belaka. Istilah "masuk angin" sebenarnya adalah terjemahan bebas dari bahasa Inggris "catching cold". Walau demikian, di luar negeri, pengertian "catching cold" sendiri adalah kondisi orang mengalami demam dan flu. Sedangkan "masuk angin" di Indonesia adalah kondisi yang dialami penderita karena kehujanan, terlalu lama di ruang ber-AC, atau berada di tempat yang dingin dalam waktu yang cukup lama. Kondisi ini sering pula terjadi di masa pancaroba, saat perubahan udara dari kemarau ke musim hujan, di mana angin bertiup kencang. Bisa juga terjadi karena penderita sering begadangan, kurang tidur, dan kurang istirahat. Gejalanya biasa tubuh meriang, panas-dingin, perut melas, mual, perut kembung, cegukan, diare, bersendawa, dan muntah.
Untuk mengatasi gejala masuk angin, penderita biasanya minum teh atau obat yang mengandung peppermint, karena peppermint berfungsi sebagai dekongestan, ekspektoran, dan antivirus yang dapat meredakan nyeri tenggorokan, dan batuk. Selain itu, pengobatan lain yang dilakukan adalah dengan mengurut punggung dengan minyak gosok, dikerok, atau minum air hangat.
Di luar negeri, jika ada orang yang mengalami kondisi demikian, mereka biasanya diberi parasetamol dan vitamin, lalu beristirahat yang cukup.
ANGIN DUDUK
Banyak orang menyamakan kondisi "angin duduk" sebagai salah satu bagian dari penyakit "masuk angin". Padahal "masuk angin" dan "angin duduk" adalah dua kondisi yang sangat berbeda. Dalam dunia medis, "Angin Duduk" dikenal dengan istilah Angina Pectoris, yaitu kondisi di mana suplai darah ke jantung berkurang akibat menyempitnya pembuluh darah. Hal ini menyebabkan penderita mengalami nyeri dan tegang di dada. Angina Pectoris terjadi karena penderita jarang berolah raga, makan makanan tidak sehat, dan merokok.
FLU TULANG / DEMAM TULANG
Di masa lalu, masyarakat Indonesia sering menggunakan istilah ini untuk mendeskripsikan sebuah kondisi di mana penderita mengalami linu di persendian dalam waktu yang lama, diikuti rasa kedinginan yang menggigit namun tubuh demam. Padahal gejala tersebut ada namanya : Chikungunya.
Banyak yang mengira Chikungunya adalah istilah bahasa daerah Indonesia (tepatnya bahasa Sunda) karena endemi penyakit ini pernah merebak di Sukabumi dan Tasikmalaya tahun 2011 silam. Padahal nama tersebut berasal dari bahasa Makonde yang digunakan oleh suku Makonde yang tinggal di sepanjang perbatasan antara Mozambik dan Tanganyika, Tanzania, Afrika. Penyakit ini sendiri pertama kali teridentifikasi oleh Marion Robinson dan WHR Lumsden tahun 1955 di Makonde. Awalnya, penyakit ini hanya merebak di kawasan Afrika. Baru belakangan ini saja menyebar hingga ke Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Parvovirus B19 yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegipty. Chikungunya tidak akan menyebabkan kematian. Hanya saja penderita akan merasakan sakit yang tidak mengenakkan. Tidak ada obat khusus yang dapat mengobati penyakit ini. Rata-rata penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya setelah menyerang selama 5 - 15 hari (untuk pasien usia muda) dan maksimal 2.5 bulan (untuk pasien berumur baya).
PANAS DALAM
Dalam dunia medis, kondisi ini sebenarnya tidak dikenal dan hanya orang Indonesia saja yang menyebut istilah ini. Dalam bahasa asing pun, kondisi ini "dipaksakan" untuk disebut sebagai "heatiness" yang artinya sama dengan "panas dalam". Panas dalam bisa terjadi karena kurangnya asupan Vitamin C, kurangnya penderita memakan makanan berserat, kekurangan cairan tubuh (dehidrasi), cuaca panas, dan karena makanan bersifat panas dan berlemak (seperti gorengan, makanan bersantan, dan lain-lain).
Gejala penyakit ini biasanya terlihat pada adanya gangguan pada mulut (sariawan, bibir pecah, mulut bau), gangguan pencernaan (sembelit dan ambeien), gangguan tenggorokan (sakit tenggorokan, tenggorokan kering, dan batuk kering), serta tubuh tidak enak (meriang dan ngilu). Pengobatan yang bisa dilakukan untuk gejala ini adalah banyak minum air putih, banyak makan sayuran dan buah-buahan, mengonsumsi Vitamin C, serta menghindari makanan bersifat panas (gorengan, makanan bersantan, dan sejenis).
RAJA SINGA
Walau istilah ini sudah sangat jarang dipakai (karena populer di era 90an), namun dulu sebutan ini terdengar sering digunakan, walau sebenarnya penyebutannya cukup "mengganggu". Padahal penyakit ini sendiri telah punya nama yang cukup keren : Sifilis atau Siphilis. Penyakit kelamin ini ditularkan oleh bakteri Treponema Pallidum dan biasanya terjadi pada saat hubungan seksual.
KESEMUTAN
Di luar negeri, kondisi ini dikenal dengan sebutan "Pin and Needles", yaitu salah satu bagian tubuh terasa ditusuk-tusuk jarum. Sedangkan dalam dunia medis, orang mengenalnya dengan sebutan Paresthesia. Kondisi ini biasanya terjadi karena terjepitnya syaraf dan pembuluh darah sehingga suplai darah terhambat. Tidak ada pengobatan khusus untuk kondisi ini. Biasanya penderita mengurut-ngurut bagian yang terjepit tersebut, agar darah dapat mengalir lancar kembali. Namun jika sakitnya tidak hilang, namun menyebar ke bagian lain, tidak ada salahnya Anda berkonsultasi dengan dokter. Besar kemungkinan itu adalah tanda awal stroke.
BUTA AYAM
Awal mula munculnya istilah ini adalah saat orang melihat penderita mengalami kondisi seperti ayam yang tidak bisa melihat saat senja atau sore hari, sehingga disebut Buta Ayam. Di luar negeri, kondisi ini disebut Night Blindness atau istilah medisnya Nyctalopia. Kondisi yang terjadi karena kekurangan Vitamin A.
KUTU AIR
Cukup aneh ketika kaki seseorang mengalami gatal-gatal di sela-sela kaki, dia menyebut dirinya barusan kena "kutu air". Faktanya : Tidak ada binatang bernama Kutu Air di dunia ini. Yang benar, kondisi gatal-gatal tersebut disebabkan oleh jamur yang berkembang biak di sela-sela kaki yang seringkali basah dan lembab. Dalam bahasa medis, kondisi tersebut disebutTinea Pedis atau Athlete's Foot. Untuk menghilangkan gatal-gatal ini, penderita bisa menggunakan obat anti-jamur (antifungal) berbentuk krim, bedak, gel, maupun spray.
Sebenarnya tidak masalah sih, selama kita berobat di kota mana pun di Indonesia.
Tapi akan jadi masalah jika kita berobat ke luar negeri. Bagaimana kita menjelaskan nama tersebut kepada dokter di luar negeri? Apakah paru-paru basah harus kita sebut "wet lungs"? Atau gejala masuk angin kita katakan "trapped wind" atau "enter the wind"?
Jika berminat berobat ke luar negeri karena beberapa penyakit berikut, ada baiknya Anda tahu dulu istilah medis penyakit ini, sebelum mempermalukan diri Anda sendiri di hadapan dokter-dokter luar negeri.
PARU-PARU BASAH
Salah satu "istilah medis" di Indonesia yang paling tidak jelas artinya adalah Paru-paru Basah. Pada umumnya, paru-paru semua manusia selalu basah karena berada di dalam tubuh dan "dibanjiri" darah karena paru-paru merupakan tempat pertukaran O2 dengan CO2 lewat hemoglobin yang berada dalam sel darah merah. Jadi secara logika, paru-paru manusia selalu basah dan tidak pernah kering, kecuali manusia tersebut telah lama mati.
Dalam dunia kedokteran, kondisi yang kita kenal dengan sebutan "paru-paru basah" tersebut bernama Pneumonia, yaitu terjadinya infeksi pada kantong udara dalam paru-paru (alveoli) di mana kantong tersebut dipenuhi nanah dan cairan, sehingga kemampuan menyerap oksigen berkurang. Infeksi bisa terjadi karena bakteri, virus, mikroplasma, jamur, senyawa kimia, dan lain-lain. Pneumonia bisa terjadi karena kuman terhirup hidung dan mulut. Penderita biasanya mengalami batuk kering terus-menerus, kemudian berlanjut menjadi batuk berdahal tebal (sputum) bercampur darah. Jika batuk ini dibiarkan terus, maka penderita akan mengalami penurunan berat badan, demam, sesak nafas akut, nafsu makan menurun, dan nyeri dada. Penyakit ini bisa diobati dengan makan antibiotik dan menjaga kebersihan lingkungan.
MASUK ANGIN
Salah satu penyakit yang juga cukup membingungkan banyak orang (terutama ekspatriat atau dokter luar negeri) adalah "masuk angin". Penyakit ini tidak dikenal di luar negeri dan bahkan dianggap sebagai mitos belaka. Istilah "masuk angin" sebenarnya adalah terjemahan bebas dari bahasa Inggris "catching cold". Walau demikian, di luar negeri, pengertian "catching cold" sendiri adalah kondisi orang mengalami demam dan flu. Sedangkan "masuk angin" di Indonesia adalah kondisi yang dialami penderita karena kehujanan, terlalu lama di ruang ber-AC, atau berada di tempat yang dingin dalam waktu yang cukup lama. Kondisi ini sering pula terjadi di masa pancaroba, saat perubahan udara dari kemarau ke musim hujan, di mana angin bertiup kencang. Bisa juga terjadi karena penderita sering begadangan, kurang tidur, dan kurang istirahat. Gejalanya biasa tubuh meriang, panas-dingin, perut melas, mual, perut kembung, cegukan, diare, bersendawa, dan muntah.
Untuk mengatasi gejala masuk angin, penderita biasanya minum teh atau obat yang mengandung peppermint, karena peppermint berfungsi sebagai dekongestan, ekspektoran, dan antivirus yang dapat meredakan nyeri tenggorokan, dan batuk. Selain itu, pengobatan lain yang dilakukan adalah dengan mengurut punggung dengan minyak gosok, dikerok, atau minum air hangat.
Di luar negeri, jika ada orang yang mengalami kondisi demikian, mereka biasanya diberi parasetamol dan vitamin, lalu beristirahat yang cukup.
ANGIN DUDUK
Banyak orang menyamakan kondisi "angin duduk" sebagai salah satu bagian dari penyakit "masuk angin". Padahal "masuk angin" dan "angin duduk" adalah dua kondisi yang sangat berbeda. Dalam dunia medis, "Angin Duduk" dikenal dengan istilah Angina Pectoris, yaitu kondisi di mana suplai darah ke jantung berkurang akibat menyempitnya pembuluh darah. Hal ini menyebabkan penderita mengalami nyeri dan tegang di dada. Angina Pectoris terjadi karena penderita jarang berolah raga, makan makanan tidak sehat, dan merokok.
FLU TULANG / DEMAM TULANG
Di masa lalu, masyarakat Indonesia sering menggunakan istilah ini untuk mendeskripsikan sebuah kondisi di mana penderita mengalami linu di persendian dalam waktu yang lama, diikuti rasa kedinginan yang menggigit namun tubuh demam. Padahal gejala tersebut ada namanya : Chikungunya.
Banyak yang mengira Chikungunya adalah istilah bahasa daerah Indonesia (tepatnya bahasa Sunda) karena endemi penyakit ini pernah merebak di Sukabumi dan Tasikmalaya tahun 2011 silam. Padahal nama tersebut berasal dari bahasa Makonde yang digunakan oleh suku Makonde yang tinggal di sepanjang perbatasan antara Mozambik dan Tanganyika, Tanzania, Afrika. Penyakit ini sendiri pertama kali teridentifikasi oleh Marion Robinson dan WHR Lumsden tahun 1955 di Makonde. Awalnya, penyakit ini hanya merebak di kawasan Afrika. Baru belakangan ini saja menyebar hingga ke Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Parvovirus B19 yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegipty. Chikungunya tidak akan menyebabkan kematian. Hanya saja penderita akan merasakan sakit yang tidak mengenakkan. Tidak ada obat khusus yang dapat mengobati penyakit ini. Rata-rata penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya setelah menyerang selama 5 - 15 hari (untuk pasien usia muda) dan maksimal 2.5 bulan (untuk pasien berumur baya).
PANAS DALAM
Dalam dunia medis, kondisi ini sebenarnya tidak dikenal dan hanya orang Indonesia saja yang menyebut istilah ini. Dalam bahasa asing pun, kondisi ini "dipaksakan" untuk disebut sebagai "heatiness" yang artinya sama dengan "panas dalam". Panas dalam bisa terjadi karena kurangnya asupan Vitamin C, kurangnya penderita memakan makanan berserat, kekurangan cairan tubuh (dehidrasi), cuaca panas, dan karena makanan bersifat panas dan berlemak (seperti gorengan, makanan bersantan, dan lain-lain).
Gejala penyakit ini biasanya terlihat pada adanya gangguan pada mulut (sariawan, bibir pecah, mulut bau), gangguan pencernaan (sembelit dan ambeien), gangguan tenggorokan (sakit tenggorokan, tenggorokan kering, dan batuk kering), serta tubuh tidak enak (meriang dan ngilu). Pengobatan yang bisa dilakukan untuk gejala ini adalah banyak minum air putih, banyak makan sayuran dan buah-buahan, mengonsumsi Vitamin C, serta menghindari makanan bersifat panas (gorengan, makanan bersantan, dan sejenis).
RAJA SINGA
Walau istilah ini sudah sangat jarang dipakai (karena populer di era 90an), namun dulu sebutan ini terdengar sering digunakan, walau sebenarnya penyebutannya cukup "mengganggu". Padahal penyakit ini sendiri telah punya nama yang cukup keren : Sifilis atau Siphilis. Penyakit kelamin ini ditularkan oleh bakteri Treponema Pallidum dan biasanya terjadi pada saat hubungan seksual.
KESEMUTAN
Di luar negeri, kondisi ini dikenal dengan sebutan "Pin and Needles", yaitu salah satu bagian tubuh terasa ditusuk-tusuk jarum. Sedangkan dalam dunia medis, orang mengenalnya dengan sebutan Paresthesia. Kondisi ini biasanya terjadi karena terjepitnya syaraf dan pembuluh darah sehingga suplai darah terhambat. Tidak ada pengobatan khusus untuk kondisi ini. Biasanya penderita mengurut-ngurut bagian yang terjepit tersebut, agar darah dapat mengalir lancar kembali. Namun jika sakitnya tidak hilang, namun menyebar ke bagian lain, tidak ada salahnya Anda berkonsultasi dengan dokter. Besar kemungkinan itu adalah tanda awal stroke.
BUTA AYAM
Awal mula munculnya istilah ini adalah saat orang melihat penderita mengalami kondisi seperti ayam yang tidak bisa melihat saat senja atau sore hari, sehingga disebut Buta Ayam. Di luar negeri, kondisi ini disebut Night Blindness atau istilah medisnya Nyctalopia. Kondisi yang terjadi karena kekurangan Vitamin A.
KUTU AIR
Cukup aneh ketika kaki seseorang mengalami gatal-gatal di sela-sela kaki, dia menyebut dirinya barusan kena "kutu air". Faktanya : Tidak ada binatang bernama Kutu Air di dunia ini. Yang benar, kondisi gatal-gatal tersebut disebabkan oleh jamur yang berkembang biak di sela-sela kaki yang seringkali basah dan lembab. Dalam bahasa medis, kondisi tersebut disebutTinea Pedis atau Athlete's Foot. Untuk menghilangkan gatal-gatal ini, penderita bisa menggunakan obat anti-jamur (antifungal) berbentuk krim, bedak, gel, maupun spray.
Comments
Post a Comment